kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,58   -2,96   -0.33%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terganjal virus corona, Elnusa (ELSA) kaji penyesuaian target untuk tahun 2020


Kamis, 02 April 2020 / 16:32 WIB
Terganjal virus corona, Elnusa (ELSA) kaji penyesuaian target untuk tahun 2020
ILUSTRASI. Ilustrasi PT Elnusa


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2020 bakal menjadi tahun yang terjal bagi perusahaan minyak dan gas (migas), termasuk yang bergerak di lini bisnis jasa penunjang migas. Tak hanya harga minyak dunia yang anjlok hingga ke bawah level US$ 30 per barel, efek gulir dari pandemi virus corona juga memperumit kondisi bisnis migas di tahun ini.

Salah satu emiten yang tengah serius mencermati dampak virus corona adalah PT Elnusa Tbk (ELSA). Head of Corporate Communications ELSA Wahyu Irfan mengungkapkan, kondisi saat ini bakal berdampak terhadap perusahaan migas ataupun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Akibatnya, aktivitas eksplorasi migas akan tertahan, sehingga bakal berdampak pada penurunan aktivitas jasa penunjang migas. Kendati begitu, Wahyu mengaku bahwa kinerja operasional ELSA secara umum masih berjalan normal hingga sekarang. Namun, pihaknya tetap melakukan upaya mitigasi sambil mencermati kondisi aktual perkembangan virus corona dan harga minyak dunia.

Baca Juga: Ada diskon tarif PPh bagi emiten, begini respons Elnusa (ELSA)

Menurut Wahyu, salah satu yang sedang dikaji ELSA ialah perubahan sejumlah target di tahun ini, baik dari sisi operasional, kinerja keuangan maupun anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex).

"Secara umum masih berjalan normal hingga saat ini dengan tetap memperhatikan pencegahan Covid-19. Beberapa perlu penyesuaian tambahan. Untuk perubahan target sedang dalam kajian," kata wahyu saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (2/4).

Adapun, pada awal tahun ELSA menargetkan bisa mengantongi pendapatan hingga Rp 9 triliun di sepanjang 2020. Sedangkan untuk mendukung rencana kerjanya, ELSA menganggarkan capex sebanyak Rp 1,4 triliun di tahun ini.

Wahyu bilang, jika hanya terkait penurunan harga minyak dunia, hal itu lebih siap diantisipasi. Apalagi, kontrak-kontrak yang dipegang ELSA saat ini diraih sebelum penurunan harga minyak terjadi, sehingga dampak ke kinerja masih bisa terjaga. Hanya saja, sekarang kondisinya menjadi jauh lebih rumit.

Kompleksitas terjadi lantaran ada dampak dari pandemi virus corona, antara lain menyebabkan sejumlah pekerjaan jadi terhambat, bahkan terjadi penundaan. Di tengah kondisi sekarang, harga minyak pun bisa bergerak dinamis, namun belum bisa dipastikan kapan bisa kembali stabil merangkak naik.

"Lebih kompleks. Jadi bukan hanya faktor penurunan harga minyak, namun juga Covid-19. Beberapa pekerjaan bisa tertunda pelaksanaannya," jelas Wahyu.

Baca Juga: Prospek Elnusa Diyakini Masih Positif, Begini Rekomendasi Analis untuk Saham ELSA

Di tengah kondisi tersebut, sambung Wahyu, pihaknya akan semakin fokus untuk menggarap diversifikasi portofolio agar tetap bisa menopang kinerja ELSA. Khususnya untuk menggenjot lini jasa distribusi dan logistik energi.

"Saat hulu migas menurun, hilir migas umumnya meningkat. Pada momen ini kami menggenjot jasa distribusi dan logistik energi, sehingga bisa menopang kinerja," ungkapnya.

Dalam catatan Kontan.co.id, kontribusi jasa distribusi dan logistik mencapai 49% terhadap total pendapatan konsolidasi ELSA pada tahun lalu. Di tengah kondisi seperti sekarang, Wahyu menyebut pihaknya ingin meningkatkan kontribusi dari lini ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×