kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terganjal virus corona, Freeport Indonesia minta penyelesaian smelter ditunda 1 tahun


Selasa, 28 April 2020 / 17:43 WIB
Terganjal virus corona, Freeport Indonesia minta penyelesaian smelter ditunda 1 tahun
ILUSTRASI. Freeport Indonesia minta penundaan pembangunan smelter karena terdampak virus corona


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Dari sisi progres pengerjaan, ia mengklaim bahwa selama ini hasilnya selalu sesuai dengan target evaluasi enam bulanan yang diberikan Kementerian ESDM. Tony bilang, berdasarkan hasil evaluasi terakhir, progres pembangunan smelter ini sebesar 4,88%.

"Sebenarnya sudah berjalan cukup baik sesuai target pemerintah. Selalu melebihi 90% sebagaimana yang disyaratkan peraturan, bahkan terakhir lebih dari 100%," katanya.

Tony menerangkan, penyiapan lahan sudah hampor rampung dan saat ini pihaknya tengah melakukan finalisasi Front End Engineering Design (FEED). SebelumĀ ada virus corona, rencananya konstruksi fisik akan dimulai pada bulan Agustus mendatang.

Dari sisi pendanaan, proyek smelter ini telah menyerap investasi sebanyak Rp 2 triliun dari kas internal PTFI. Tony menyebut, sebelum wabah ini merebak, PTFI berencana untuk membelanjakan US$ 500 juta untuk pembangunan smelter di tahun ini.

Adapun, untuk menutupi total investasi senilai US$ 3 miliar, PTFI rencananya akan menarik pinjaman dari sejumlah perbankan sebanyak US$ 2,8 miliar. Dengan adanya pandemi ini, rencana tersebut berpeluang besar untuk berubah.

"Kami sudah mendapatkan semacam komitmen pendanaan dari beberapa bank, tapi belum deal. Dengan situasi ekonomi sekarang, mereka akan review proposal kami. Harapan kita tetap bisa mendapatkan," ungkap Tony.

Baca Juga: TNI-Polri kontak senjata dengan KKB di area Freeport, Tembagapura

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, smelter PTFI ini akan memiliki dua fasilitas. Yakni untuk mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga, serta fasilitas pemurnian logam berharga atau Precious Metal Refinery (PMR).

Smelter tembaga memiliki kapasitas input 2 juta ton konsentrat tembaga per tahun dan dapat menghasilkan katoda tembaga sebanyak 550.000-600.000 ton per tahun. Fasilitas ini ditargetkan rampung kuartal IV 2023.

Sementara kapasitas fasilitas PMR bisa mengolah 6.000 lumpur anoda per tahun. Menurut Tony, fasilitas PMR ini bisa rampung lebih awal, yakni sekitar Kuartal IV 2022.

Produk turunan yang bisa dihasilkan dari fasilitas PMR itu ialah emas, perak, platinum, paladium, selenium, bismut, dan timbal. Khusus untuk produk emas, Tony mengatakan bahwa smelter tersebut bisa menghasilkan 35 ton per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×