kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terkait kimia berbahaya, AS hentikan impor jus jeruk


Kamis, 12 Januari 2012 / 08:47 WIB
Terkait kimia berbahaya, AS hentikan impor jus jeruk
ILUSTRASI. Petugas Kebersihan Bus (PKB) melakukan pengasapan anti-bakteri ke salah satu bus usai digunakan untuk mengangkut pasien Covid 19 di Pool Bus Sekolah DKI Jakarta, Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (5/1/2021).


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri

WASHINGTON. Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara impor jes jeruk karena khawatir kontaminasi kandungan fungsida terlarang. Selanjutnya, badan keamanan pangan AS atau Food and Drug Administration (FDA) akan melakukan pengujian laboratorium terhadap jeruk yang beredar di pasaran.

FDA menyebutkan, jika kandungan kadar kimia di dalam jeruk aman untuk dikonsumsi, maka pihaknya akan melepas jeruk tersebut kembali ke pasaran. Jika ditemukan jus jeruk yang terkontaminasi fungsida berbahaya, maka FDA akan memusnahkannya.

Langkah pengawasan jus jeruk tersebut dilakukan FDA menyusul temuan tumor hati pada hewan yang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi fungsida.

FDA sudah memberitahukan temuan fungsida itu kepada produsen minuman Coca-cola Co yang memiliki merek dagang jus jeruk, Minute Maid di pasar AS. "Ini masalah yang bisa mempengaruhi produk yang dijual di AS yang terbuat dari jus jeruk dari Brasil," kata perusahaan yang berbasis di Atlanta itu.

Citrus BR, asosiasi eksportir di Brasil menyebutkan, Brasil menghasilkan hampir satu dari setiap enam gelas jus jeruk yang dikonsumsi di AS. Sementara itu, FDA mengumumkan penghentian impor karena ada desakan dari konsumen yang menginginkan standar buah yang aman dari pemakaian bahan kimia.

"Kami senang FDA menguji fungisida itu, dan kami standar pemakaian bahan kimia seperti arsenik atau timbal yang dalam jus buah yang lain," kata Patty Lovera, asisten direktur Food and Water Watch, kelompok advokasi pengawasan makanan dan buah di Washington.

Departemen Pertanian AS (USDA) menyebutkan, negaranya mengkonsumsi 1,2 juta galon jus jeruk dari musim tanam 2009-2010. Juru bicara USDA, Siobhan Delancey bilang, pihaknya juga belum menguji kandungan bahan kimia dalam jeruk tersebut.

Petani Brasil komplain

Penghentian impor dan pengujian kandungan kimia oleh FDA tersebut mengundang keprihatinan bagi petani jeruk di Brasil. "TIndakan itu akan mempengaruhi konsumsi dan citra produk kami," kata Flavio Viegas, ketua asosiasi petani jeruk Brasil yang mewakili 1.300 petani jeruk.

Menurut Viegas, kandungan bahan kimia seperti Carbendazim bisa diterima untuk buah lain termasuk apel, yang dikonsumsi secara segar. "Saya tidak mengerti, kenapa bahan itu menjadi masalah pada jus jeruk," ungkapnya.

Petani jeruk di Brazil biasanya menggunakan bahan kimia carbendazim untuk memerangi bercak hitam pada kulit jeruk. Bercak hitam yang berasal dari jamur itu sebenarnya tidak mengurangi rasa atau hasil panen jeruk petani tetapi mempengaruhi bentuk tampilan buahnya.

FDA meningkatkan kewaspadaan terhadap kandungan fungisida pada jeruk mulai 28 Desember 2011 lalu. Saat itu fungisida sudah mereka temukan di beberapa produk jus buah dari Brazil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×