Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring dengan didorongnya energi bersih di Indonesia, PT Terregra Asia Energy Tbk (TGRA) semakin gencar menjajaki sejumlah proyek pembangkit hijau untuk beberapa tahun ke depan. Selain menggarap proyek pembangkit listrik tenaga air, TGRA juga terus menjajaki proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Saat ini Terregra terus gencar meningkatkan kapasitas pembangkit hijaunya dengan mengundang sejumlah mitra strategis dari luar negeri untuk menggarap proyek pembangkit listrik tenaga air dengan total kapasitas 510,8 MW dengan nilai investasi Rp 12,5 triliun.
Rinciannya, untuk 5 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH) di Sumatera Utara dan 2 proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Direktur Keuangan Terregra Asia Energy, Daniel Tagu Dedo mengatakan, perihal mitra strategis TGRA belum bisa memerinci karena dalam proses legal due diligence. "Proyek PLTMH di Sumatera Utara kami usahakan bisa mulai konstruksi di 2021 karena EPC Contract sudah ditandatangani untuk tiga proyek pertama dengan total kapasitas 29,8 MW," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (29/10).
Kemudian di 2022, TGRA kembali melanjutkan dua proyek PLMTH di Sumatera Utara dengan kapasitas 14 MW. Masih di 2022, Terregra juga akan menjalankan dua proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan total kapasitas 467 MW di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
Baca Juga: Pemegang saham pengendali Terregra Asia Energy melepas 20 juta saham TGRA
Melansir laporan tahunan 2020 yang dipublikasikan pada 29 Juli 2021, TGRA telah melakukan negosiasi dengan calon mitra strategis untuk konstruksi proyek dan mitra strategis di bidang pembiayaan proyek.
Hasil negosiasi tersebut adalah kesepakatan berupa Master of Agreement dengan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) sebagai Kontraktor Pembangunan Pembangkit Listrik milik Terregra, yang ditandatangani pada tanggal 20 Desember 2020, dan diumumkan ke publik pada 6 Januari 2021.
Selain itu, TGRA juga tengah menjajaki Mitra Pembiayaan di dalam dalam luar negeri. Dari beberapa mitra potensial diperoleh mitra pembiayaan dalam negeri yaitu institusi keuangan BUMN yang belum dapat di ekspos kepada publik karena adanya non disclosure agreement dan institusi pembiayaan luar negeri. Adapun sampai dengan saat ini masih berproses.
Namun sebagai gambaran, proses penjajakan pembiayaan dengan mitra pembiayaan luar negeri, telah mencapai kesepakatan tentang syarat dan ketentuan pembiayaan, dengan skema 50% berupa penyertaan modal dan 50% berupa pinjaman dari investor berjangka waktu 7 tahun.
Dalam lima tahun ke depan, Terregra menargetkan peningkatan kapasitas pembangkit EBT menjadi 3.500 MW yang terdiri dari solar panel dan pembangkit listrik tenaga air. "Ke depannya, ada beberapa prospek PLTS besar yang akan kami kerjakan di tanah air. Saat ini dalam pipeline, proyek kedua PLTS sebesar 50 MW," jelasnya.
Daniel berharap proyek PLTS ini dapat berjalan paralel setelah proyek pembangkit hidro pertama selesai.
Selanjutnya: Sejumlah emiten ramai-ramai merambah bisnis EBT, begini prospeknya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News