Reporter: Dyah Megasari |
PANGANDARAN. Harga bahan makanan yang berasal dari laut merangkak naik. Yang paling mencolok adalah harga lobster atau udang karang.
"Lobster mutiara harganya mencapai Rp 700.000 per kg," Ketua KUD Minasari Pangandaran, Jeje Wiradinata kepada Tribun, Rabu (9/10).
Sementara jenis udang lainnya seperti jerebung mencapaiRp 220.000 per kg, udang dogol segar yang favorit jadi sajian menu sea food di Pangandaran harganya Rp 65.000 per kg, udang tiger Rp 350.000 per kg, sementara udang krosok belum masuk masa panen.
Dalam seminggu terakhir harga berbagai jenis ikan dan udang hasil tangkapan nelayan di Pangandaran memang naik tajam. Penyebabnya adalah cuaca yang kurang bagus untuk para nelayan.
Berapa jenis makanan lain yang naik adalah ikan layur size prima (ukuran besar, 3 ekor per kg) yang mencapai Rp 33.000 per kg, sementara bawal putih super (ukuran di atas 7 ons per ekor) mencapai Rp 230.000 per kg dan yang di bawah 7 ons per ekor harganya Rp 210.000 per kg. Bawal putih ukuran kecil (20 ekor per kg) harganya sekitar Rp 80.000 per kg.
"Kebetulan seminggu lalu, sebelum terjadi pasang air laut selama tiga hari terakhir, nelayan Pangandaran lagi panen ikan layur dan ikan bawal putih. Harga ikan layur lagi bagi bagus. Dalam seminggu omzet lelang (ramen) di TPI Pangandaran mencapai Rp 1,3 miliar," ujar Jeje.
Tertekan dollar
Melejitnya harga ikan layur, ikan bawal putih, lobster dan berbagai jenis udang ini menurut Jeje tidak hanya karena masih terbatasnya hasil tangkapan nelayan terlebih akibat naiknya nilai tukar dollar terhadap rupiah, mengingat ikan dan udang hasil tangkapan nelayan Pangandaran banyak juga yang ditampung untuk pasar ekspor.
Di tengah masa panen nelayan Pangandaran yang terjadi seminggu lalu menurut Jeje, tiba-tiba tiga hari terakhir terjadi pasang air laut disertai ombak tinggi. Akibatnya sebagian besar berhenti melaut. Ini membuat pelelangan ikan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pangandaran yang dikelola KUD Minsari Pangandaran sepi, karena tidak ada ikan yang akan dilelang.
"Pasang biasa terjadi tiap bulan, terlebih pada peralihan musim. Tetapi yang terjadi tiga hari terakhir, terlebih tadi malam (Selasa, 8/10) air pasangnya cukup tinggi dari biasanya. Akhirnya nelayan memilih tidak melaut. Mudah-mudahan beberapa hari ke depan cuaca kembali normal. Harapanya, tentu nelayan kembali panen ikan," harap Jeje. (TribunNews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News