kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tertekan pandemi, begini cara emiten kosmetik mempercantik kinerja di semester II


Selasa, 18 Agustus 2020 / 19:06 WIB
Tertekan pandemi, begini cara emiten kosmetik mempercantik kinerja di semester II
ILUSTRASI. Kinerja sejumlah emiten kosmetik di paruh pertama tahun ini tertekan pandemi corona.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sejumlah emiten kosmetik di paruh pertama tahun ini tertekan pandemi corona. Contohnya kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) dan PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) yang melemah di sepanjang semester I 2020.

Melansir laporan keuangan semester I 2020 MBTO, penjualan neto turun 31% year on year (yoy) menjadi Rp 167,34 miliar. Di akhir Juni 2020, rugi bersih MBTO senilai Rp  43,99 miliar dari sebelumnya Rp 17,17 miliar di periode sama tahun lalu.

Direktur Utama Martina Berto, Bryan Tilaar menjelaskan, kinerja di sepanjang semester I 2020 adalah cerminan dampak Corvid-19 yang luar biasa.

"Kontribusi produk dasar tata rias kami mengalami penurunan sebab konsumsi masyarakat wanita yang berkurang karena setengah wajah lebih tertutup masker," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (18/8).

Bryan mengatakan, prospek bisnis di semester II 2020 akan lebih baik  dibandingkan semester I 2020. Adapun produk yang akan mencatatkan permintaan lebih tinggi pada produk pembersih untuk kulit, badan, rambut, kemudian juga hand sanitizer. Selain itu, MBTO juga akan meningkatkan bisnis kontrak manufaktur di PT Cedefindo.

Baca Juga: Ini strategi Martina Berto (MBTO) untuk mempercantik kinerja di tahun ini

Meski produk non-dasar tata rias terus digenjot untuk membantu penjualan, Bryan mengatakan, secara total belum bisa menutup penurunan yang terjadi selama pandemi.

"Oleh karenanya, MBTO sedang mengkaji revisi target kinerja," kata Bryan.

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan Mandom Indonesia Alia Dewi menjelaskan, kondisi pasar di semester II 2020 ini tidak jauh berbeda dengan semester satu.

"Konsumen masih akan prioritas belanja untuk sanitasi/hygiene dan lebih berhemat jadi mungkin kondisi pasar tidak jauh berbeda. Hanya saja akan ada perbaikan karena sudah masuk periode PSBB transisi sehingga toko-toko mulai buka dan mobilitas individu juga meningkat," jelasnya.

Di semester II 2020, Alia mengatakan, TCID masih fokus ke tiga segmen utama. Adapun untuk produk yang berhubungan dengan corona seperti hand sanitizer, Alia menilai, kontribusinya kemungkinan masih kecil dibandingkan produk yang eksisting.

Pada semester I 2020 lalu, kinerja Mandom Indonesia cukup tertekan pandemi corona.  Menurut Alia, selama pandemi preferensi belanja konsumen mengalami perubahan.

Melansir laporan keuangan di semester I 2020, TCID mencatatkan kerugian bersih senilai Rp 52,9 miliar di kuartal II 2020. Sejalan dengan kerugian yang dicatat, penjualan Mandom juga terpantau merosot 29,4% year on year (yoy) menjadi Rp 996,77 miliar.

Baca Juga: Mandom (TCID) catat rugi bersih Rp 52,9 miliar di kuartal II 2020, ini penyebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×