kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Tetap Eksis Selama Musik Masih Mengalun


Jumat, 20 Februari 2009 / 07:43 WIB


Reporter: Aprillia Ika |

JAKARTA. Dalam industri musik, senar gitar mungkin hanya barang sepele. Namun, tanpa barang yang satu ini, alat musik gitar tidak bakal berdenting. Padahal, gitar merupakan salah satu alat musik yang sangat digemari masyarakat.

Asal tahu saja, persaingan di industri senar gitar berlangsung ketat. Rata-rata memasok produknya untuk industri pembuatan gitar. "Tiga tahun belakangan, banyak pabrik senar gitar baru bermunculan," ujar Juju Juhana, pemilik pabrik senar gitar Maestro String Industries di Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Menurut Juju, banyak pihak melirik industri ini lantaran potensi senar gitar bakalan tetap cerah sepanjang musik masih menjadi kebutuhan manusia. "Senar gitar kan barang dagangan yang tahan lama, bukan sembako yang cepat busuk," ujarnya memberi alasan.

Juju sendiri sudah melakoni usahanya sejak tahun 1993. Produk senar gitarnya khusus dipasarkan untuk segmen kelas menengah ke bawah. Sehingga margin laba tak banyak dicecapnya.

Setiap hari, Juju mengoperasikan enam mesin dinamonya untuk mengerjakan pembuatan senar. Dibantu 12 pekerja dan putra sulungnya, Juju memproduksi 4.000 lusin senar gitar setiap bulannya. Satu mesin pelilit kawat tembaga dapat menghasilkan sekitar 100 lusin senar gitar nomor 4,5,dan 6. Senar gitar nomor 4,5,6 tersebut merupakan paduan kawat baja yang harus dililit dengan kawat tembaga.

Sementara, senar nomor 1,2 dan 3 tidak memerlukan lilitan kawat tembaga. Ketahanan senar buatan Juju bisa mencapai enam bulan. Harga satu lusin kawat baik itu nomor 1,2,3 ataupun nomor 4,5, 6 dibanderol Rp 20.000 per lusin.
Sayangnya, Juju enggan memberi tahu berapa total omset usahanya tersebut.

Lain lagi cerita Wawan Stone. Pemilik gerai Musical instruments di daerah Cigending, Ujungberung, Bandung ini mengaku baru sebulan menggeluti usaha senar gitar. Sebelumnya, pria muda ini sudah memproduksi stik drum dan pick gitar sejak tahun 2004.

"Saya tertarik masuk ke industri senar gitar karena proses pembuatannya mudah dan peluangnya ada," ujarnya. Untuk itu, Wawan mengaku merogoh kocek sekitar Rp 10 juta untuk membeli alat pelilit kawat tembaga. Sayangnya, sampai saat ini Wawan mengaku order pesanan senar gitarnya masih sangat terbatas.

Harga senar gitarnya baik nomor 1,2,3 atau 4,5,6 bervariasi tergantung kualitas. Untuk senar nomor 1,2,3 kualitas rendah dijual Rp 1.000 sampai Rp 2.000 per meter. Sementara nomor 4,5,6 dijual Rp 3.000 per meter.

Untuk senar kualitas tinggi, dijual Wawan mulai harga Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per meter. "Dari harga tersebut saya dapat margin sekitar 20%," ujarnya tanpa mau menyebut omzet usahanya. "Kami ini industri kecil, tentunya omzetnya kecil," tukas Wawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×