Reporter: Merlinda Riska | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk optimistis berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun ini berdampak positif bagi bisnsi mereka. Perusahaan distributor beberapa prinsipal atau pemegang merek itu, bakal menangkap peluang dari perdagangan bebas di ASEAN.
Pasalnya, ada potensi para prinsipal ASEAN berbondong-bondong memasuki pasar Indonesia. "Ini menjadi peluang bagi Tigaraksa. Harapannya, bisa membantu kami menambah jumlah prinsipal," ujar Direktur Tigaraksa Satria Budy Purnawanto kepada KONTAN, Senin (19/1).
Prediksi perusahaan yang tercatat dengan kode saham TGKA di Bursa Efek Indonesia itu, peluang untuk menjajaki penambahan prinsipal serbuan MEA bisa terjadi di kuartal II atau kuartal III. Karena peluang tercepat kemungkinan baru ada di paruh kedua 2015, Tigaraksa mengaku belum mendekati satu pun prinsipal di ASEAN.
Asal tahu saja, hingga pungkasan 2014 lalu, Tigaraksa menggandeng 17 prinsipal. Berdasarkan informasi di laman resmi perusahaan itu, mayoritas produk yang didistribusikan adalah produk makanan.
Meski mendamba menggandeng lebih banyak prinsipal tahun ini, Tigaraksa tak mau mengungkapkan target penambahan prinsipal tahun ini. "Saya tidak bisa menyebut akan menjadi berapa, karena ada yang masuk juga ada yang keluar," kilah Budy.
Manajemen perusahaan itu hanya menyebutkan target pertumbuhan pendapatan tahun ini adalah 15%-20%. Hanya sebatas itu informasi yang dibeberkan manajemen karena belum bersedia menyebutkan proyeksi capaian kinerja sepanjang 2014 kemarin.
Sebagai gambaran saja, hingga September 2014, Tigaraksa mencetak pendapatan Rp 7,04 triliun, tumbuh 17,92% dari periode yang sama tahun 2013. Sementara pertumbuhan pendapatan perusahaan itu pada tahun 2013 hanya single digit. Dengan catatan pendapatan Rp 8,19 triliun, Tigaraksa naik 9,34% dari 2012.
Perkuat pergudangan
Tigaraksa meyakini target pertumbuhan double digit tahun ini bisa terpenuhi berbekal tiga modal. Pertama, sokongan jaringan pergudang an. Masih mengacu catatan di laman resmi perusahaan itu, Tigaraksa memiliki tiga jenis gudang yakni gudang sentral, gudang cabang, dan gudang sub cabang.
Hingga saat ini ada empat gudang sentral yang berada di Jakarta, Yogyakarta, Surabaya Jawa Timur dan Lampung. Adapun total luasan empat gudang ini adalah 31.798 meter persegi (m²).
Gudang sentral ini berukuran lebih besar ketimbang dua jenis gudang lain. Pasalnya, gudang ini digunakan untuk menampung produk dari prinsipal secara langsung.
Sementara gudang cabang berjumlah 17 dan terletak 17 kota berbeda. Total luasan area gudang cabang ini mencapai 30.017 m².
Mengenai jumlah gudang sub cabang, hingga akhir kuartal II tahun lalu ada 11 dan tersebar di 11 kota. Total luasnya adalah 7.864 m².
Cara kedua, membekali gudangnya dengan sistem teknologi informatika (TI). "Kami telah meningkatkan sistem TI agar informasi bisa lebih cepat, semakin mudah, sehingga proses menyimpan akan lebih singkat, " ujar Budy.
Tigaraksa mengaku sudah memulai sistem itu sejak tahun lalu di gudang sentral. Targetnya, tahun ini semua gudang menerapkan sistem tersebut.
Ketiga, meningkatkan kualitas infrastruktur gudang penyimpanan. Hal ini dimaksudkan agar gudang penyimpanan Tigaraksa semakin bersih sehingga kualitas produk prinsipal tetap terjaga. Maklum, seperti yang sudah disinggung, kebanyakan produk prinsipal berupa makanan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News