kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

TGRA bidik pertumbuhan pendapatan 50% pada tahun ini


Kamis, 04 April 2019 / 17:46 WIB
TGRA bidik pertumbuhan pendapatan 50% pada tahun ini


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sepanjang 2018 PT Terregra Asia Energy Tbk berhasil mengantongi pendapatan sebesar Rp 45,59 miliar naik 20,23% dari tahun sebelumnya Rp 37,92 miliar. Kenaikan ini ditopang oleh dari peningkatan pendapatan dari bisnis perdagangan sebesar Rp 45,52 miliar dan dari sewa sebesar Rp 64,70 juta.

Seiring dengan naiknya pendapatan, beban pendapatan GTRA juga meningkat menjadi Rp 33,15 miliar tumbuh 19,45% dari tahun 2017 Rp 27,75 miliar. Mereka memperoleh laba kotor sebesar Rp 12,44 miliar meningkat 22,32% dari tahun 2017 sebesar Rp 10,17 miliar.

Selain itu, TGRA juga mencatatkan keuntungan penjualan aset tetap yaitu berupa peralatan panel surya sebesar Rp 2,66 miliar. Pada November 2018 silam, TGRA meresmikan PLTS rooftop dengan menggunakan teknologi panel surya milik TGRA di Waterboom Bali melalui skema B2B (business to business). Pembangunan PLTS rooftop ini memerlukan waktu sekitar 3 bulan.

Alhasil laba bersih mereka meroket menjadi Rp 2,37 miliar, padahal laba bersih pada tahun 2017 sebesar Rp 640,90 juta. “Target pendapatan untuk tahun ini diproyeksikan akan meningkat sebesar 50% daripada tahun lalu,” kata Sekretaris Terregra Asia Energy, Christin Soewito pada Kontan, Selasa (2/4).

Asal tahu saja, pada tahun ini mereka menargetkan mampu mengoperasikan pembangkit listrik dengan kapasitas 35 megawatt (MW). Yang mana mereka bakal merampungkan pembangunan satu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 5 megawatt yang berlokasi di Australia.

Sementara ini, TGRA memiliki total 4 proyek PLTS dengan jumlah kapasitas 35 MW dengan skema penjualan langsung ke market. Ia percaya TGRA mampu menyelesaikan seluruh proyek yang berada di Australia ini karena dalam pembangunan pembangkit listrik tersebut tak membutuhkan waktu terlalu lama. “Target kita pembangkit listrik yang beroperasi untuk tahun ini total kapasitas sebesar 35 MW jika tidak ada halangan yang berarti,” paparnya.

Ia menyebut bahwa salah satu fokus bisnis pada tahun ini adalah segera menyelesaikan projek PLTS di Australia dan menyelesaikan proses tender dengan PLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×