Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
ThorCon menargetkan, proses studi dapat dilakukan pada tahun ini sehingga konstruksi dapat dimulai pada tahun 2021 mendatang. PLTN ini ditargetkan rampung pada 2027.
Di sisi lain, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa menjelaskan, pemanfaatan nuklir untuk kelistrikan seharusnya menjadi pilihan terakhir.
"Nuklir itu soal pilihan energi berdasarkan keekonomian. Sesuai dengan PP No. 79/2014, yang menyatakan nuklir (PLTN) sebagai pilihan terakhir," jelas Fabby kepada Kontan.co.id.
Baca Juga: ThorCon dan PLN lakukan studi untuk bangun pembangkit nuklir
Fabby melanjutkan, poin keekonomian dan risiko dari nuklir membuatnya menjadi pilihan nuklir. Mengenai masuknya pemanfaatan nuklir dalam Omnibus Law, Fabby menilai hal tersebut tak mengubah risiko dan keekonomian proyek.
Untuk itu, menurutnya keputusan mengenai pembangunan PLTN harus tetap melalui uji publik dan keputusan politik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News