Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV) di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, meskipun kondisi pasar otomotif secara umum sedang lesu.
Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat lonjakan penjualan mobil listrik nasional sebesar 157,30% year on year (YoY) pada periode Januari-Juli 2024. Total penjualan mencapai 17.826 unit, melampaui pencapaian sepanjang tahun 2023 yang berjumlah 17.051 unit.
Dominasi Merek China dan Insentif Pemerintah
Merek-merek asal China mendominasi pasar mobil listrik di Indonesia, dengan tiga besar mobil listrik terlaris dipegang oleh Wuling BinguoEV, Chery Omoda E5, dan Wuling Cloud EV. Ketiga model ini dirakit di dalam negeri dan mendapatkan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 1% dari pemerintah, yang berkontribusi terhadap peningkatan penjualan.
BYD Seal, meskipun masih berstatus impor utuh (completely built up/CBU), berhasil menjadi mobil listrik terlaris keempat dengan penjualan 1.989 unit. Prestasi ini mengungguli beberapa model lain yang sudah diproduksi lokal seperti MG 4 EV, Wuling Air ev, dan Hyundai Ioniq 5.
Baca Juga: Pasar Otomotif Melemah, Kinerja Emiten Komponen Cenderung Lesu
Strategi dan Tantangan
Chery Omoda E5 menjadi salah satu SUV listrik terlaris di Indonesia, yang penjualannya melebihi ekspektasi. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa desain futuristik dan sporty yang dihadirkan oleh Chery mampu menarik minat konsumen lokal.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, optimistis bahwa penjualan mobil listrik akan terus tumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah merek dan model baru yang memasuki pasar. Insentif pemerintah, seperti PPN 1% dan bebas bea masuk impor CBU, diperkirakan akan terus mendorong penjualan.
Potensi Pertumbuhan Pasar
Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), melihat bahwa pangsa pasar mobil listrik di Indonesia berpotensi tumbuh lebih dari 3% dalam waktu dekat. Pertumbuhan ini bergantung pada kelanjutan program insentif pemerintah dan percepatan pembangunan infrastruktur pendukung seperti charging station.
Lokalisasi produksi mobil listrik juga dianggap menguntungkan bagi Agen Pemegang Merek (APM) dalam jangka panjang, terutama dengan adanya program penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang bisa menekan harga mobil listrik.
Baca Juga: Insentif Fiskal Memacu Penjualan Mobil Listrik
Indonesia sebagai Hub Produksi
Indonesia, sebagai salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara, memiliki potensi untuk menjadi hub produksi dan pemasok mobil listrik ke kawasan lain. Keberadaan beberapa perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara lain membuka peluang bagi APM yang memiliki fasilitas produksi di Indonesia untuk memasarkan produk mereka baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News