Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Proyek pembangkit tenaga listrik 35.000 megawaat (MW) terus menarik minat investor asing.
Kali ini tiga perusahaan asal Australia menyatakan minatnya untuk masuk ke sektor kelistrikan, terutama di sektor energi terbarukan.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, dengan adanya investasi baru ini, akan semakin meningnkatkan daftar proyek persetujuan sektor kelistrikan.
BKPM mencatat, proyek yang telah masuk ke tahap konstruksi mencapai 8.800 MW dengan nilai proyek Rp 16 triliun.
Untuk mendukung kelancaran atas rencana investasi di sektor ini, BKPM juga telah menawarkan beberapa program yang akan membantu menyelesaikan hambatan bagi para investor. Program tersebut antara lain layanan izin investasi tiga jam, percepatan prosedur tax allowance dan tax holiday.
“Dalam beberapa sektor prioritas seperti hilirisasi industri, industri padat karya, serta industri orientasi ekspor dan substitusi impor, semuanya membutuhkan dukungan pasokan listrik yang cukup,” ujar Franky dalam siaran resmi, Kamis (12/11).
BKPM mencatat, hingga kuartal III 2015, sektor listrik gas dan air menyumbang 9,5% dari total realisasi investasi yang sebesar Rp 37,9 triliun. Jumlah tersebut diperoleh dari PMDN sebesar Rp 17,4 triliun atau setara dengan 13,1% dari total PMDN dan PMA sebesar US$ 1,6 miliar atau setara dengan 7,5% dari total PMA.
Menteri Perdagangan Australia, Andrew Robb dijadwalkan akan melakukan kunjungan ke Indonesia bersama 250 pengusaha pekan depan.
Australia sendiri berada di peringkat 12 negara yang merealisasikan investasinya di Indonesia dengan nilai investasi mencapai US$ 104 juta dengan jumlah proyek 296. Angka tersebut berada di atas realisasi negara-negara Eropa seperti Italia sebesar US$ 97,9 juta, Perancis US$ 94,9 Juta dan Jerman US$ 27 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News