Reporter: Mona Tobing | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Papua memikat investor pangan. Tiga perusahaan dipastikan akan membangun pabrik sagu mulai tahun ini. Perusahaan-perusahaan mulai membangun bisnis sagu di Papua karena potensi hutan sagu di Papua mencapai luas 1,2 juta hektare (ha).
Sagu selain menjadi makanan pokok masyarakat Papua, juga bisa diolah menjadi bahan pangan lain berupa bakso, bihun dan bahan makan masyarakat Jepang dan Korea. Potensi inilah yang kemudian digarap PT National Sago Prima yang adalah anak usaha PT Sampoerna Agro.
Selain itu ada juga Austindo Nusantara Jawa dan PT Perhutani. Ketiga perusahaan akan menggarap hutan sagu Papua dengan total luas lahan 147.000 hektare (ha). Total luas berasal dari National Sago Prima dengan kelolaan sebesar 51.000 ha. Austindo Nusantara Jawa mengelola 80.000 ha, dan Perhutani mencapai 16.000 ha.
Ketiga perusahaan telah resmi memiliki izin konsesi dan tengah membangun pabrik sagu. Austindo Nusantara Jaya dan Perhutani membangun pabrik di Sorong, sementara National Sago Prima di Jayapura.
Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bisnis Perhutani Tedjo Rumekso mengatakan, potensi bisnis sagu amat besar di Papua. Selain tanamannya telah tumbuh secara alami dan subur. Sagu adalah tanaman yang ekonomis karena tidak perlu direplanting namun produktivitasnya tinggi.Sementara nilai jual di pasar terbilang tinggi.
"Produksi sagu dari Papua akan dikirim ke Cirebon sebagai bahan baku makanan. Juga untuk industri perekat atau lem di Surabaya. Khusus dari kami akan produksi tepung sagu," ujar Tedjo pada Selasa (19/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News