Reporter: Albertus M. Prestianta | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Demi mendongkrak performanya, PT Tigaraksa Satria Tbk, perusahaan jasa penjualan dan distribusi barang konsumsi, tentu berupaya memperkuat setiap lini bisnisnya. Untuk saat ini, Tigaraksa fokus pada pengembangan bisnis anak usahanya, PT Blue Gas Indonesia (BGI).
Perusahaan berkode saham TGKA ini sedang membangun satu pusat pengisian ulang gas LPG atau refilling center di Surabaya, Jawa Timur.
Assistant Corporate Secretary Tigaraksa Satria Niken Hapsari Chandrawati, menuturkan, pembangunan fisik refilling center sudah dimulai pada kuartal II 2012. Pembangunan ditargetkan rampung dalam waktu setahun.
Perusahaan melirik pengembangan pusat pengisian ulang ini lantaran permintaan gas yang terus meningkat. Refilling center itu diharapkan bisa menjamin pasokan gas untuk kebutuhan rumahtangga di Jawa Timur.
Sekadar catatan, BGI merupakan satu-satunya distributor LPG untuk rumah tangga dalam tabung ukuran 5,5 kg, selain Pertamina.
Refilling center Surabaya berkapasitas pengisian 1.200 unit per jam atau 28.800 unit sehari. Saat ini, BGI baru punya satu pusat pengisian ulang gas di Jakarta, berkapasitas 14.000 unit per hari.
Dengan penambahan refilling center itu, total kapasitas pengisian ulang gas BGI menjadi 42.800 unit per hari. "Dengan penambahan kapasitas, kami berharap kontribusi bisnis gas terhadap pendapatan konsolidasi perseroan pun bisa meningkat ke depan," ungkapnya, Kamis (9/8).
Tambah kapasitas
Sebagai catatan, Tigaraksa memiliki empat unit bisnis, yaitu Consumer Products-Sales and Distribution, Manufacturing Services, Educational Products, dan BGI.
Tigaraksa telah menyiapkan belanja modal Rp 63 miliar khusus untuk pengembangan bisnis BGI. Dana itu, selain untuk pembangunan refilling center, juga untuk membeli tabung gas. Untuk tiga unit bisnis lainnya, perseroan juga menyiapkan belanja modal Rp 19 miliar. Dus, tahun ini, perusahaan menganggarkan total capital expenditure Rp 82 miliar.
Sampai semester I 2012, perseroan telah menggunakan sekitar Rp 24,8 miliar dari belanja modal. Dana itu untuk pembebasan tanah, pengurusan izin, dan persiapan pembangunan refilling center.
Selain untuk BGI, belanja modal juga digunakan untuk membeli mesin dan peralatan produksi baru di unit usaha manufacturing services, di Cangkringan, Yogyakarta.
Tigaraksa memang berencana membuka jalur produksi ketiga. Dengan tambahan jalur itu, kapasitas produksi perusahaan akan bertambah dua kali lipat, dari saat ini yaitu 8.000-9.000 ton per hari.
Permintaan principal manufacturing service yang terus bertambah mendorong perseroan menggenjot kemampuan produksi. Sekarang ini prinsipal untuk manufacturing service Tigaraksa adalah PT Sari Husada, PT Fonterra Brand Indonesia, PT Soho Industri Pharmasi, PT Djembatan Dua, dan PT Pratapa Nirmala.
Untuk tahun ini, Tigaraksa membidik pendapatan Rp 7,8 triliun dan laba bersih sebesar Rp 123,5 miliar. Hingga paruh pertama tahun ini, perseroan telah menorehkan pendapatan Rp 3,57 triliun, naik 13,52% dibanding semester I 2011.
Sementara, laba bersih tercatat Rp 58,26 miliar, atau tumbuh 6,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Unit usaha consumer products masih berkontribusi paling besar, yakni sebesar 90%, diikuti unit usaha BGI.
Sekadar informasi, hingga saat ini, Tigaraksa sudah memiliki 15 principal pada unit usaha consumer products.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News