Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) cukup percaya diri untuk memoles kinerja bisnisnya di tahun 2019. Meski kondisi ketidakpastian bisnis tetap membanyangi dengan situasi global dan nasional.
Menurut Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT TGKA, optimistis masih terbangun lantaran di 2018 industri dinilai masih bertumbuh baik. Untuk sektor consumer goods, menurutnya tak terlepas dari pembangunan masif dari infratsruktur yang mendorong daya beli.
Namun demikian, Lianne bilang purchasing power belum sepenuhnya pulih. "Beberapa kategori produk sdh bertumbuh baik tetapi kategori produk tertentu juga belum tumbuh bahkan minus growth seperti beverages," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (28/12).
Mengenai proyeksi bisnisnya di tahun depan, khusus untuk divisi buku pendidikan Lianne mematok pertumbuhan sekitar 50% di 2019 nanti. Salah satu optimisme TGKA terkait divisi ini karena didukung oleh transformasi sales TGKA dari yang semula offline sales menuju online sales.
Adapun untuk penjualan buku pendidikan sampai September 2018 tercatat, Rp 279 miliar, dimana pada periode yang sama tahun kemarin hanya Rp 132 miliar. Porsi buku pendidikan masih kurang dari 10% dimana pendapatan utama TGKA ditopang oleh distribusi consumer goods yang sebesar 93% dari total revenue atau senilai Rp 8,33 triliun.
Sedangkan untuk bisnis yang sudah eksisting terlebih dahulu, proyeksi manajemen kurang lebih pertumbuhannya high single digit di tahun 2019. Tahun depan TGKA juga tetap akan melakukan ekspansi bisnis baru, manajemen menyebutkan masih dalam penjajakan dan tetap di segmen konsumer goods.
Mengintip laporan keuangan perseroan sampai dengan kuartal ketiga 2018 ini, TGKA memperoleh pertumbuhan pendapatan bersih 20% menjadi Rp 8,87 triliun, dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 7,35 triliun.
Selain itu beban pokok penjualan TGKA sampai triwulan ketiga tahun ini tercatat naik seiring revenue yakni 20% year on year (yoy) menjadi Rp 7,85. Namun laba kotor TGKA berhasil melaju 25% yoy di sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi Rp 1,02 triliun.
Setelah dikurangi beban keuangan dan lainnya, alhasil diperoleh laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 37% menjadi Rp 212 miliar, dimana pada periode yang sama tahun lalu tercatat Rp 154 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News