Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) sampai kuartal ketiga tahun ini mengalami pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Kenaikan pendapatan masih ditopang distribusi consumer goods, tetapi perusahaan juga terus mengembangkan segmen bisnis educational product (EP) yang terus meningkat.
Untuk pendapatan bersih, TGKA meraih Rp 8,87 triliun atau tumbuh 20% year on year (yoy). Sedangkan laba bersih yang diraih tumbuh 37% yoy menjadi Rp 212 miliar, dimana pada periode yang sama tahun lalu hanya Rp 154 miliar.
"Khusus untuk peningkatan penjualan divisi educational product tumbuh lebih dari dua kali lipat dibandingkan kuartal-III tahun kemarin," ujar Lianne Widjaja, Presiden Direktur PT Tigaraksa Satria kepada Kontan.co.id, Rabu (7/11).
Adapun untuk penjualan buku pendidikan sampai September 2018 tercatat, Rp 279 miliar, dimana pada periode yang sama tahun kemarin hanya Rp 132 miliar.
Porsi buku pendidikan masih kurang dari 10% dimana pendapatan utama TGKA ditopang oleh distribusi consumer goods yang sebesar 93% dari total pendapatan atau senilai Rp 8,33 triliun. Namun kenaikannya hanya 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2017, yang tercatat Rp 6,95 triliun.
Untuk itulah, Lianne mematok pertumbuhan divisi buku pendidikan tersebut sekitar 50% di 2019 nanti. Salah satu optimisme TGKA terkait divisi ini karena didukung oleh transformasi sales TGKA dari yang semula offline sales menuju online sales.
"Ini yang menyebabkan educational product menjadi booming kinerjanya, kalau offline sales terbatas di area-area tim kami berada, sedangkan online sales sudah borderless penjualannya dan mencakup coverage yang jauh lebih luas," urai Lianne.
Sedangkan untuk bisnis yang sudah eksisting terlebih dahulu, proyeksi manajemen kurang lebih pertumbuhannya high single digit di tahun 2019. Tahun depan TGKA juga tetap akan melakukan ekspansi bisnis baru, hanya saja detilnya belum dapat diungkapkan. "Masih dalam penjajakan dan tetap di segmen consumer goods," sebutnya.
Sebelumnya manajemen tak banyak menggelontorkan belanja modal, hanya Rp 14,22 miliar di tahun ini yang sebagian besar untuk investasi di segmen tabung gas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News