kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,26   -24,47   -2.64%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Timah akan menambah produksi di tahun depan


Kamis, 22 Desember 2016 / 10:32 WIB
Timah akan menambah produksi di tahun depan


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Tahun depan PT Timah Tbk (TINS) akan meningkatkan produksi dibandingkan dengan tahun ini. Dengan outlook harga yang membaik, TINS siap menggarap pasar baru. Saat ini, mayoritas pasar timah memang menyasar pasar ekspor. Adapun harga jual TINS bertengger di level US$ 21.000 per ton.

M. Riza Pahlevi Tabrani, Direktur Utama TINS menyatakan, produksi TINS kemungkinan besar akan meningkat. Tahun ini, PT Timah diprediksikan mampu memproduksi sekitar 24.000 ton timah, sedangkan pada tahun depan peningkatan bakal terjadi, paling tidak menjadi ke level 30.000 ton.

Peningkatan ini bukan tanpa upaya, sebab TINS merupakan salah satu perusahaan timah yang rajin melakukan kegiatan-kegiatan eksplorasi baik di laut maupun di daratan. Dengan harga yang terlihat mengalami peningkatan ini maka tahun depan TINS bisa mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan tahun ini. "Paling tidak tahun depan berupaya pertahankan di level produksi sekarang tetapi kalau bisa ya produksinya jauh lebih besar," ujarnya kepada KONTAN, Selasa (20/12).

Apalagi dengan bergabungnya TINS ke dalam holding tambang yang terlaksana pada tahun depan, dirinya melihat hal itu merupakan potensi untuk menjadi perusahaan yang lebih besar.

Pasalnya, imbas dari penggabungan itu perusahaan akan memiliki cost structure yang lebih kuat dan modal yang lebih besar untuk melakukan kegiatan operasional. Tak muluk rasanya bila tahun depan, TINS bakal memperluas pasarnya dengan mencari berbagai pasar baru.

Apalagi sekitar 95% pasar PT Timah Tbk menyasar ekspor, yang memang permintaannya terus meningkat dan harga yang membaik. "Pasar masih bagus, kami kemarin lihat pasar Eropa, Amerika dan Asia masih sangat bagus, karena kami 95% untuk ekspor," lanjutnya.

Dirinya mengatakan sebenarnya produksi timah Indonesia pada tahun depan diperkirakan masih menurun, ditambah lagi dengan adanya masalah dalam negeri di Myanmar akan membuat pasar dunia akan oversupply.

Namun melihat pasar yang baik, dirinya mengatakan strategi TINS untuk meningkatkan produksi sangat tepat dan sejalan dengan memanfaatkan momentum peningkatan harga. "Potensi peningkatan penjualan sangat memungkinkan, banyak orang bilang nanti produksi surplus," lanjutnya.

Akuisisi tambang

Rencana pembentukan holding tambang pada tahun depan turut meningkatkan gairah perusahaan melakukan eksploitasi dan pertumbuhan an organik. Riza mengatakan, kalau permasalahan mengakuisisi tambang timah sendiri sebenarnya memang terkendala, seperti jumlahnya yang tidak banyak.

Namun dengan modal yang semakin kuat menurutnya, ke depan rencana melakukan akuisisi tambang timah baru bisa terealisasi.

"Pertumbuhan anorganik belum ada opsi memang sampai ke sana. Tidak gampang mencari tambang timah, karena memang sedikit sekali jumlahnya, tapi holding tambang membuat lebih solid, struktur keuangan dan modal akan lebih kuat," jelas Riza.

Sedangkan Agung mengatakan kalaupun ada rencana melakukan akuisisi, nanti arahnya akan melakukan akuisisi tambang-tambang yang terletak di luar negeri.

Apalagi dengan modal yang semakin kuat, dirinya mengatakan dengan sedikitnya jumlah tambang timah di Indonesia, opsi mencari tambang di luar negeri menjadi salah satu pilihan. "Holding tambang akan membesarkan kami dari segi capital," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×