kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Timah siap operasikan pabrik Tanah Jarang di 2016


Rabu, 18 November 2015 / 10:49 WIB
Timah siap operasikan pabrik Tanah Jarang di 2016


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Timah Tbk berencana membangun pabrik pengolahan mineral tanah jarang atau rare earth berskala industri mulai tahun depan. Namun, saat ini PT Timah tengah merampungkan pabrik pengolahan rare earth mini  di Muntok, Bangka Barat. Rencananya, awal 2016, pabrik ini bisa beroperasi.

Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Agung Nugroho mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan pembangunan pabrik rare earth berskala industri. Produk ini adalah bahan baku untuk pembuatan produk berteknologi canggih.

"Kalau pabrik yang kecil diusahakan rampung secepatnya dan diharapkan rencana untuk yang industri, tahun depan," jelas dia kepada KONTAN, Selasa (17/11).

Pabrik rare earth mini, menurut Agung, memiliki kapasitas sekitar 1.500 kilogram (kg) per tahun dengan nilai investasi Rp 40 miliar. Sedangkan, produksi pabrik skala industri kelak bisa mencapai lebih dari 3.000 kg. "Investasinya lagi difinalkan, akhir tahun dapat gambaran," jelasnya.

Agung mengungkapkan, guna merealisasikan rencananya, manajemen Timah telah membentuk tim khusus untuk menyiapkan segala rencana pembangunan konstruksi pabrik pengolahan tanah jarang skala besar itu.

Bahkan, perusahaan ini sudah menentukan lahan yang akan menjadi lokasi pabrik sekaligus hitungan investasi yang akan digelontorkan dalam proyek tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×