kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tingkat okupansi hotel di daerah wisata mulai naik


Selasa, 23 Desember 2014 / 11:56 WIB
Tingkat okupansi hotel di daerah wisata mulai naik
ILUSTRASI. BMKG meramalkan akan terjadi hujan petir di beberapa wilayah di Jawa Timur Besok Jumat (7/7). SURYA/PURWANTO


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Menjelang libur Natal 2014 dan Tahun Baru 2015, pebisnis hotel dipastikan bakal mendapat limpahan tamu. Terutama hotel di daerah tujuan wisata. 

Cyprianus Aoer, Direktur Eksekutif  Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memastikan kondisi ini. "Masih sama seperti tahun lalu, saya dapat laporan dari Bali dan Yogyakarta, rata-rata okupansi hotel mencapai 90% hingga 100%," kata Cyprianus ke KONTAN, Senin (22/12).

Kondisi ini tetap terjadi lantaran masyarakat menengah atas sudah mempersiapkan liburan akhir tahun sejak jauh-jauh hari. Selain itu ditambah gencarnya promosi sejumlah hotel sejak beberapa bulan lalu. Apalagi, saat ini, liburan sudah jadi kebutuhan hidup yang masuk perencanaan di suatu keluarga.

Vivi Herlambang, Director Sales, Marketing and Business Development Sahid International Hotel bilang mulai akhir pekan lalu (20/12), hotel yang dikelolanya sudah mulai penuh. Saat ini okupansi hotel di Yogyakarta, Solo dan Malang sudah di atas 80%. "Untuk 26 Desember 2014–28 Desember 2014 sudah penuh, kecuali nanti ada pembatalan saja," katanya.

Menurutnya, bila dibandingkan libur Lebaran, libur akhir tahun ini bisa lebih tinggi. Saat libur Lebaran lalu, rata-rata tingkat okupansi Hotel Sahid cuma 70% . Alhasil, Vivi optimistis, pendapatan Sahid bulanan bisa naik 20%-30% di libur akhir tahun ini dibanding kan dengan bulan biasanya.

Kondisi tersebut tak jauh berbeda dengan jaringan Hotel Santika dan Amaris. Menurut Guido Andriano, Corporate Director of Sales and Marketing Grahawita Santika, saat ini lonjakan okupansi mulai terlihat di hotel Santika yan ada di Bali, Yogyakarta dan Bandung. Rata-rata tingkat pemesanan sudah mencapai angka 80%.

Meski tren pemesanan mulai naik, Guido pesimistis tingkat okupansi hotel Santika di kota wisata tersebut bisa 100%. Belajar dari pengalaman terdahulu, saat liburan akhir tahun ini, Santika Hotel tidak pernah terisi penuh.

Penyebabnya adalah karena harga tiket akomodasi di daerah wisata sudah melambung tinggi. "Kalau pun ada, tiket pesawat sudah mahal," katanya kepada KONTAN. Selain itu jumlah hotel di daerah wisata bertambah banyak.

Meski begitu, Guido memperkirakan pendapatan Santika saat liburan akhir tahun ini bisa naik 5% sampai 10% dari hari-hari biasanya.

Meski tingkat okupansi sejumlah hotel di daerah wisata melesat, beberapa hotel Santika yang lain tingkat okupansinya justru menurun. Terutama di Jakarta, Medan dan Surabaya. Paling mentok, tingkat okupansinya mencapai 70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×