Reporter: Agung Hidayat | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Demi mengisi kebutuhan pasar baja lapis yang semula ramai diisi produk impor, PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) sudah mulai menaikkan level utilisasi pabrikannya saat ini. Dimana di tahun lalu utilisasi produksi perusahaan baja lapis ini masih rendah.
Handaja Susanto, Direktur Utama BAJA menyebutkan utilisasi pabrikan tahun lalu hanya mencapai 30%-40% saja. Padahal perseroan tercatat memiliki kapasitas produksi baja lapis hingga 150 ribu ton per tahun.
Baca Juga: Begini strategi penetrasi pasar Aqua Japan di masa pandemi Covid-19
"Karena penjualan saat ini ada peningkatan, maka utilisasi saat ini sudah berkisar 60%-70%," terang Handaja kepada Kontan.co.id, Senin (20/7). Meski di tengah pandemi covid-19, manajemen mengatakan operasional lini produksi masih dapat berjalan normal.
Pandemi diakui mempunyai pengaruh ke bisnis baja lapis perseroan, dimana segmen penjualan proyek jauh mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Praktis yang jalan saat ini dari ritel, kami berusaha maksimalkan di sana," sebut Handaja.
Perusahaan juga terus mengedepankan efisiensi, sebab akan berhadapan dengan tantangan fluktuasi kurs yang berpotensi menggerus bottomline perseroan. Tersebab kondisi ini, BAJA belum akan melakukan ekspansi besar-besaran.
Jumlah belanja modal (capital expenditure/capex) juga tidak besar, hanya Rp 5 miliar - Rp 7 miliar yang digunakan untuk mendukung operasional lini produksi dan pabrikan. Pendapatan dari segmen saranalum mendominasi penjualan bersih perseroan saat kuartal-I 2020, sebesar Rp 224,53 miliar atau tumbuh 17,76% year on year (yoy).
Baca Juga: BAJA optimistis bukukan pertumbuhan volume penjualan hingga 30% di paruh pertama 2020
Sedangkan pendapatan segmen galvanis naik 27,19% secara tahunan menjadi Rp 120,25 miliar di kuartal I 2020. Satu-satunya yang susut pendapatan segmen coloring, 21,31% yoy, menjadi Rp 3,89 miliar sampai akhir Maret 2020 lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News