Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA) tetap fokus mengerek penjualan di tahun ini. Perusahaan mengklaim sampai dengan semester pertama tahun ini, BAJA masih membukukan pertumbuhan penjualan yang positif.
"Sampai dengan Juni tahun ini kenaikan volume penjualan sekitar 20%-30% dibandingkan (semester pertama) tahun kemarin," ujar Handaja Susanto, Direktur BAJA kepada Kontan.co.id, Senin (20/7). Ia mengatakan pasar baja lapis lokal ia akui memang ada penurunan sekitar 20% dari tahun lalu.
Baca Juga: Saranacentral Bajatama (BAJA) cetak rugi bersih Rp 99,38 miliar di kuartal I
Tapi selama tahun ini kinerja perseroan dinilai akan lebih baik dari tahun kemarin, sebab adanya kontrol impor baja lapis lewat safeguard dan menyusutkan importasi tersebut selama pandemi covid-19. "Dahulu permintaan baja lapis 70% nya diisi oleh impor, sekarang impor bisa turun. Sehingga kami sebagai produsen lokal bisa mengisi permintaan lokal tersebut," urai Handaja.
Untuk itulah sampai dengan akhir tahun ini, perusahaan optimistis mampu mendorong volume penjualan hingga 130 ribu ton. Jumlah tersebut meningkat hingga 85% dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu yang berkisar 70 ribu ton.
Meski penjualan meningkat, dari sisi bottomline perusahaan mencermati tantangan fluktuasi kurs. Sebab kata Hamdaja, di awal tahun perusahaan tidak membukukan keuntungan disebabkan rugi selisih kurs ini.
Baca Juga: Kejar target produksi, Saranacentral Bajatama (BAJA) bakal amankan stok bahan
Itulah mengapa, walau perusahaan membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 348,68 miliar di kuartal-I 2020 alias naik 20,02% dibanding pendapatan usaha di periode sama tahun lalu yang hanya Rp 290,51 miliar, dari sisi bottomline rugi sebesar Rp 99,38 miliar di kuartal pertama tahun ini.
Dimana pada tiga bulan pertama tahun 2020 itu membukukan kerugian kurs mata uang asing Rp 102,07 miliar di kuartal pertama lalu. Padahal sebelumnya BAJA membukukan keuntungan kurs mata uang asing - bersih sebesar Rp 10,19 miliar di kuartal-I 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News