kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.678   -188,00   -1,21%
  • IDX 7.500   4,04   0,05%
  • KOMPAS100 1.164   2,85   0,25%
  • LQ45 928   -2,21   -0,24%
  • ISSI 226   1,20   0,53%
  • IDX30 478   -1,94   -0,40%
  • IDXHIDIV20 574   -2,42   -0,42%
  • IDX80 132   0,11   0,08%
  • IDXV30 142   0,35   0,24%
  • IDXQ30 160   -0,44   -0,28%

Tingkatkan Keterjangkauan Finansial UMKM, Indonesia Dorong Adanya AMSEF


Rabu, 23 Agustus 2023 / 18:41 WIB
Tingkatkan Keterjangkauan Finansial UMKM, Indonesia Dorong Adanya AMSEF
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia mendorong terbangunnya ASEAN Micro and Small Enterprises Financing Institution (AMSEF). Dimana menekankan pentingnya kolaborasi bersama di antara Negara Anggota ASEAN untuk meningkatkan keterjangkauan finansial bagi UMKM.

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki menjelaskan, inti dari inisiatif tersebut adalah pembentukan sebuah lembaga khusus di tingkat ASEAN, yang berdedikasi untuk pemberdayaan dan bantuan keuangan. Dimana dengan tujuan utama untuk mendorong inklusivitas bisnis.

Hal tersebut disampaikan Teten dalam acara Opening Ceremony 6Th ASEAN IB Summit di Nusa Dua, Bali, Rabu (23/8). Penyelenggaraan Event 6Th ASEAN IB Summit berlangsung sejak tanggal 23-25 Agustus 2023 di Bali.

"Inisiatif tersebut saat ini sedang dalam pertimbangan dan diskusi pada kelompok kerja yang membidangi UMKM ASEAN yaitu ASEAN Coordinating Committee on Micro Small and Medium Enterprises,” kata Teten dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8).

Baca Juga: Ekonom Menilai Positive List Tak Akan Efektif Cegah Impor Cross Border

Diketahui, Indonesia tengah fokus mendorong kebijakan dan program bagi UMKM.

Diantaranya ,hilirisasi UMKM untuk substitusi impor, industrialisasi yang berbasis bahan baku unggulan lokal, komitmen pengadaan barang dan jasa Pemerintah pada UMKM sebesar 40% dan penciptaan 1 juta wirausaha baru pada tahun 2024 melalui Program Kewirausahaan Nasional.

Selain itu Teten juga mengusulkan, Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan UMKM (LLP-KUMKM) atau SMESCO Indonesia sebagai ASEAN IB Center yang mengambil peran sebagai hub dari Center of Excellence, pusat layanan unggul bagi UMKM.

“SMESCO Indonesia akan memberikan layanan promosi dan pemasaran bukan hanya untuk UMKM Indonesia, tapi juga bagi UMKM negara-negara ASEAN dengan bekerja sama dengan lembaga terkait dari masing-masing negara,” kata Teten.

SMESCO juga akan berfungsi sebagai platform informasi pasar, mendukung promosi dan distribusi produk, memperkuat jaringan pemasaran, menghadirkan konsultasi serta inkubasi usaha.

Baca Juga: Hapus Tagih Kredit UMKM Bisa Percepat Penyaluran KUR?

“Sehingga kita dapat bersama-sama mengkoordinasikan berbagai program, mendorong kebijakan, memberikan pelatihan dan advokasi bagi UMKM di ASEAN agar semakin hijau dan maju,” harapnya.

Teten mengatakan, negara-negara di ASEAN memiliki potensi pasar yang sangat menjanjikan bagi dunia usaha tak terkecuali bagi UMKM.

Dengan populasi sebesar 679 juta jiwa atau 8% dari total penduduk dunia, maka perlu bagi ASEAN untuk meningkatkan daya saing demi kepentingan pertumbuhan ekonomi domestik dan kawasan.

Kemudian pertumbuhan ekonomi sebagian negara ASEAN berada di atas rata-rata pertumbuhan dunia, yakni diperkirakan mencapai 5% di tahun 2024. Atas dasar itulah ASEAN kerap menjadi target dari produk crossborder di luar ASEAN.

“ASEAN harus berpihak kepada pelaku UMKM agar memiliki peluang dan kesempatan bersaing yang setara dengan industri besar dan ASEAN harus bersatu agar menjadi pusat produksi dunia bagi UMKM,” ujar Teten.

Baca Juga: Ternyata Jumlah Startup di Indonesia Terbanyak Keenam Dunia

Menurutnya, ASEAN juga perlu memberikan peluang sinergi ekspor impor produk barang dan jasa antar sesama negara dan menyediakan data yang akurat dari dan untuk UMKM.

“Kita juga perlu memperkuat ekosistem digital bagi UMKM dimulai dari peningkatan literasi digital, equal playing field dalam e-commerce, tidak adanya praktik predatory pricing dari produk impor legal maupun ilegal sampai dengan menghadirkan akses keuangan yang mudah berbasiskan rekam data transaksi untuk credit scoring,” ucapnya.

Teten melanjutkan, penting pula peningkatan kapasitas dan kualitas UMKM baik dari produk hingga model bisnis.

Selanjutnya, peningkatan sinergi, tidak terbatas hanya kepada pelaku UMKM namun juga industri besar di semua negara anggota ASEAN dengan memoderasi peran sebagai produsen, manufaktur, dan trading hub regional.

Teten menyebut, ASEAN juga harus memastikan masyarakatnya berpihak pada produk lokal dan regional karena ASEAN didominasi oleh kelas menengah yang yang tumbuh pesat dan berdaya beli tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×