Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lintasarta terus melanjutkan mengembangkan solusi-solusi industri yang dibutuhkan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya di tengah era transformasi digital.
Perusahaan solusi information and communication technology (ICT) ini menyadari bahwa kebutuhan teknologi akan terus mengalami peningkatan, terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mengubah sistem kerja dengan lebih memanfaatkan teknologi digital.
“Lintasarta saat ini melayani pelanggan B2B (Business to Business). Kami menerapkan customer focus sebagai landasan bagi kami dalam memberikan pelayanan terbaik karena loyalitas pelanggan menjadi perhatian utama kami," kata Presiden Direktur Lintasarta Arya Damar dalam keterangan resminya, Jumat (3/12).
Sejak beroperasi hingga saat ini, Lintasarta telah memiliki lebih dari 2400 pelanggan yang terdiri dari berbagai industri seperti perbankan, manufaktur, healthcare, pemerintahan, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari 33 tahun di Indonesia, perseroan terus mengembangkan skema pelayanan yang lebih baik dengan melakukan transformasi customer focus melalui penerapan strategi key account management (KAM).
Baca Juga: Shopee Sediakan Oase Pelatihan Bisnis Digital kepada Teman Tuli
Melalui strategi KAM tersebut, kata Arya, Lintasarta membuat klasifikasi pelanggan ke dalam beberapa kategori Strategic Key Account, Key Account, Emerging Account dan Regular account. Hal ini mempermudah tim Lintasarta yang berhubungan langsung dengan para pelanggan untuk mengetahui solusi digital dan kebutuhan dari masing-masing pelanggan, serta lebih cepat dalam memberikan pelayanan ataupun penyelesaian kendala yang ada.
“Tim Lintasarta yang berada di garda terdepan harus lebih fokus mengetahui bagaimana kebutuhan pelanggannya, sehingga penanganan dapat lebih cepat, efektif, dan efisien. Sejak KAM diimplementasikan, Lintasarta terus mengalami pertumbuhan kinerja baik,” jelasnya.
Penerapan strategi KAM juga berkaitan dengan kondisi skema bekerja yang saat ini telah berubah akibat pandemi berlangsung. Pada tahun 2021 sebanyak 51% pekerja melaksanakan pekerjaan dengan lingkungan yang hybrid. Arya bilang, pihaknya banyak melakukan penyesuaian agar tetap dapat memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan di tengah kondisi ini, baik secara online ataupun offline.
Lintasarta sudah menerapkan digital transformation framework. Pembangunan infrastrukturnya telah dilakukan pada 2018 dan kemudian dilanjutkan dengan membuat blueprint yang diselaraskan dengan berbagai aspek mulai dari visi-misi perusahaan, bisnis proses, aplikasi yang dibangun, data, infrastruktur, best practice dan security-nya.
Baca Juga: AC Ventures tutup pendanaan Fund III Rp 3 triliun
Dengan diterapkannya digital transformation framework memudahkan perusahaan dalam melakukan penyesuaian secara cepat saat pandemi dimulai terutama dalam hal memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggan. Lintasarta memberlakukan hybrid working melalui program flexible working arrangement untuk memudahkan dan menunjang kebutuhan dalam melaksanakan pekerjaan.
“Kita bisa bekerja dimana saja, jika bekerja secara online kita sudah siapkan tools-nya, dan kalau mau bekerja offline kantor telah kita ubah menjadi sharing space beserta kebutuhannya yang memudahkan tim Lintasarta dan pelanggan jika harus bertemu tatap muka langsung. Sebagai perusahaan ICT kita memberikan contoh bagaimana menerapkan sistem bekerja dengan teknologi,” tutup Arya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News