Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) atau SIG berupaya meningkatkan pemanfaatan bahan bakar alternatif sebagai energi baru terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan melalui penanaman lebih dari 143.000 batang pohon kaliandra merah di area reklamasi Pabrik Tuban, Jawa Timur, dan beberapa lokasi di Sumatra Barat, untuk menggantikan batu bara dalam proses produksi semen di Pabrik Tuban dan Pabrik Indarung.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Tbk, Vita Mahreyni mengatakan, SIG memiliki target yang cukup ambisius untuk menurunkan emisi karbon sebesar 515 Kg CO2/ton semen setara pada tahun 2030, yang mendorong Perusahaan untuk terus berinovasi menciptakan terobosan kreatif guna mencapai target tersebut.
Salah satunya adalah dengan memanfaatkan kaliandra merah yang memiliki potensi sebagai energi alternatif ramah lingkungan berbasis biomassa, yang bersifat karbon netral sehingga mampu menghasilkan jumlah emisi buang yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar lainnya.
Baca Juga: Perhutani optimistis kinerja tahun ini bisa tumbuh 9%
Menurutnya, kaliandra merah (calliandra calothyrsus) tidak hanya memiliki penampilan yang cantik tetapi juga kaya akan manfaat. Tanaman asal Guatemala ini merupakan bahan baku terbaik untuk wood pellet karena kayu kaliandra merah dapat menghasilkan kalori sebesar 4.700 kkal.
"Daunnya bagus untuk bahan pakan ternak karena mengandung 20-25% protein dan bunganya dapat dimanfaatkan sebagai pakan untuk lebah. Selain itu, kaliandra merah juga baik untuk kesuburan tanah dan dapat berfungsi sebagai penahan erosi," kata Vita Mahreyni dalam keterangan tertulis, Selasa (23/5).
Sejak Februari hingga April 2023, sebanyak 10.000 bibit kaliandra merah telah ditanam di area reklamasi pabrik Tuban, Jawa Timur, di lahan seluas 15,7 hektar.
Penanaman kaliandra merah tersebut merupakan salah satu inovasi yang dilakukan oleh SIG dalam upaya pemulihan dan penghijauan lahan pascatambang, sekaligus sebagai langkah untuk menyediakan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Hal ini dikarenakan emisi CO2 dari wood pellet kaliandra merah 8 kali lebih rendah daripada bahan bakar gas, serta 10 kali lebih rendah daripada batu bara dan bahan bakar minyak.
Baca Juga: Meski Harganya Fluktuatif, Tetap Ada Laba dari Usaha Budidaya Aglonema
Kaliandra merah yang telah ditanam di area reklamasi pabrik Tuban diharapkan dapat dipanen pada tahun depan atau saat kaliandra merah berusia satu tahun. Pada tahun pertama, panen hanya dapat dilakukan sekali.
Sedangkan pada tahun-tahun berikutnya, panen dapat dilakukan setiap enam bulan atau dua kali dalam setahun. Jika setiap pohon dapat menghasilkan sekitar 5 kg batang, maka total akan ada 50 ton batang yang akan didapatkan dalam sekali panen dan dapat digunakan sebagai bahan bakar dalam pembakaran di tanur semen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News