Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) berambisi menjadi produsen timah terbesar di dunia. Hal ini akan direalisasikan melalui ekspansi regional perusahaan ke Myanmar. Sukrisno, Direktur Utama TINS mengatakan, diharapkan, tahun ini pihaknya sudah bisa melakukan eksplorasi atas konsesi tambangnya yang ada di Myanmar.
"Semoga di semester II ini, kami sudah bisa melakukan eksplorasi," ujarnya kepada KONTAN Kamis (4/4). Eksplorasi, lanjut dia, akan memakan waktu sekitar satu tahun. Nilai investasi untuk ekplorasi diperkirakan mencapai US$ 18 juta untuk tiga tahun. Jenis mineral yang dieksplorasi adalah timah dan mineral sejenisnya. Sementara, produk yang dihasilkan atau dijual berupa timah putih (tin ingot). Tahun depan, TINS menargetkan bisa melakukan eksploitasi dan produksi.
Sukrisno menargetkan untuk tahap pertama, lahan tambang barunya itu bisa memproduksi sebanyak 10.000 metrik ton (MT). Informasi saja, lokasi konsesi tambang TINS terletak Pubyin-Tamok, Myeik District, Tanithary State, Myanmar.
Dengan tambahan produksi ini, perusahaan ini optimistis menjadi produsen timah terbesar di dunia. Sepanjang tahun lalu, produksi timah TINS tercatat sebanyak 29.776 MT. Adapun penjualannya sebesar 34.934 MT. Tahun ini, Sukrisno menargetkan TINS bisa memproduksi dan menjual timah sebanyak 31.000 MT.
TINS memperkirakan harga timah tahun ini akan lebih baik ketimbang kondisi harga tahun lalu. Salah satu indikatornya, pasokan timah dunia diperkirakan menyusut. Sepanjang tahun lalu, harga jual rata-rata timah TINS sebesar US$ 21.505 per MT. Untuk keperluan ekspansi tahun ini, perusahaan ini menganggarkan belanja modal Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,4 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News