Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Timah Tbk (TINS) Tbk berencana membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) untuk produksi bijih timah yang diambil dari lahan tambang timah primary rock. Seperti diketahui cadangan bijih timah dari aluvial diperkirakan habis 10 tahun mendatang.
Direktur Keuangan TINS, Emil Ermindra mengatakan, proyek pengembangan smelter timah low grade karena diambil dari lahan primary rock sehingga dibutuhkan teknologi yang mampu mengolah biji timah jenis tersebut.
"Investasi smelter ini sekitar Rp 500 miliar," ujarnya, Selasa (8/8). Namun sayangnya, Emil belum bisa menjelaskan kapan pembangunan smelter ini akan dimulai.
Direktur Operasional dan Produksi TINS, Alwin Albar menambahkan, pembuatan smelter ini untuk mengantisipasi habisnya cadangan timah dari lahan aluvial pada 10 tahun mendatang. Namun saat ini, untuk teknologi peleburan jenis timah tersebut masih belum bisa diperoleh oleh TINS.
"Teknologi peleburan belum. Cuma untuk antisipasi produksi tambahan untuk lowgrade karena pembangunan butuh 36 bulan jadi kami lakukan sekarang," ujar Alwin.
Asal tahu saja, dalam laporan keuangan, pendapatan TINS pada kuartal I-2017 meningkat 57,24% menjadi Rp 2,05 triliun dibanding periode yang sama pada tahun 2016 yang senilai Rp 1,30 triliun. Sementara pada tahun ini, TINS menganggarkan belanja modal sebesar Rp 140 miliar untuk meningkatkan kinerja eksplorasi.
"Pendapatan akan meningkat signifikan dibandingkan tahun 2016, apabila melihat harga logam timah dunia yang cenderung stabil di angka US$ 20.000 per ton hingga kuartal I-2017," ujar Alwin. Adapun untuk penjualan logam timah TINS pada kuartal I-2017 naik 21,52% menjadi 6.963 ton dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang hanya 5.730 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News