Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis emiten yang bergerak di bidang Industri dan penjualan kayu lapis PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TIRT) mencatatkan rugi bersih tahun berjalan yang makin besar dibandingkan periode yang sebelumnya menjadi Rp 321,84 miliar.
Rugi berjalan yang tercatat di semester I 2020 ini disebabkan kinerja Tirta Mahakam di semester I 2020 yang turun drastis hingga 62,24% yoy menjadi Rp 143,85 miliar.
Presiden Direktur TIRT Djohan Surja Putra menyatakan, saat ini perusahaan sedang merasakan dampak dari pandemi Covid-19 yang mengakibatkan pengurangan pendapatan pada produk seperti Kayu Lapis, Polyester, dan Blockboard.
Baca Juga: Bayar utang, Tirta Mahakam Resources (TIRT) cari pinjaman ke perusahaan afiliasi
Adapun rincian kontribusinya ketiga produk tersebut pada kuartal II 2020 yakni Kayu Lapis 71%, Polyester 22%, dan Blockboard 7%.
"Selain itu, koreksi juga disebabkan oleh penurunan ekspor TIRT ke salah satu negara tujuan utama, yaitu Jepang,” jelas Djohan dalam paparan publik secara virtual, Jumat (28/8).
Oleh karena itu, TIRT menyusun strategi-strategi di tahun 2020 ini, seperti melakukan efesiensi produksi dan menjalin hubungan baik bersama pelanggan dengan memenuhi syarat standar produk yang dimiliki.
Sebagai informasi, dampak pandemi Covid-19 mengakibatkan pemberhentian sementara operasional Tirta Mahakam dengan kontribusi pendapatan 51%-75%. Hingga bulan Juni 2020 produksi Tirta Mahakam sebesar 8.790 m3.
"Saat ini Perseroan masih memantau dengan seksama perkembangan pandemi Covid-19, serta melihat proyeksi pasar. Diharapkan kondisi dapat kembali normal dan kami dapat terus memproduksi produk kayu-kayu berkualitas," kata Djohan.
Adapun strategi lain yang dilakukan TIRT adalah menurunkan biaya operasional, dan memperhatikan kondisi permintaan kayu olahan dunia.
Baca Juga: Bisnis terdampak corona, ini upaya Tirta Mahakam Resource lunasi utang jatuh tempo
Lantas selain menjalankan strategi tersebut, Djohan menyatakan TIRT juga melakukan penjualan stock barang jadi maupun barang jadi sembari memantau proyeksi permintaan di tahun 2020 dengan seksama perkembangan pandemi Corona.
Sampai dengan akhir tahun, Djohan bilang belum bisa memproyeksikan kinerja TIRT di sepanjang tahun ini karena masih memantau perkembangan keadaan yang masih banyak ketidakpastian. Djohan mengharapkan semoga keadaan bisa lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News