Reporter: Ranimay Syarah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. TNT Express Indonesia, perusahaan penyedia layanan pengiriman asal Australia menggandeng Transjakarta dalam program Eco Driving untuk menerapkan operasi kendaraan yang bisa mengurangi emisi.
Para supir dari TNT Express dan Transjakarta mendapat pelatihan untuk mengasah keterampilan mengemudi yang baik di jalan raya. Hal ini bertujuan agar kebiasaan saat mengemudi bus yang lama bisa diubah menjadi lebih baik.
Tomy Sofhian, Managing Director TNT Express Indonesia menyampaikan program ini juga pernah dilakukan di tahun sebelumnya, saat ini giliran Transjakarta. "TNT selalu menargetkan mengurangi emisi satu persen tiap tahunnya, diharapkan tahun 2020 sudah tidak mengeluarkan emisi lagi. Polusi di Jakarta sudah parah banyak polusi. Maka eco driving ini bisa jadi solusi," jelasnya.
Untuk mengurangi emisi, lanjutnya, mobil listrik bisa jadi penolong. Namun, TNT sendiri belum memproyeksikan kendaraan bertenaga listrik untuk armadanya. Selain karena Stasiun Bahan Bakar Listrik (SPBL) di Indonesia belum ada, infrastruktur jalan raya juga masih kurang. Padahal, di China dan Eropa katanya hampir semua armada TNT sudah menggunakan mobil listrik.
Sementara itu, Prasetya Budi Kepala Humas Badan Layanan Umum menyampaikan selama ini banyak yang merasa supir Transjakarta kebal hukum karena merasa milik pemerintah daerah. Padahal, polisi juga boleh menilang mereka jika melakukan pelanggaran. "Maklum, saja supir Transjakarta berasal dari bis eksisiting sebelumnya seperti PPD, Mayasari, atau lainnya. Secara perlahan supir-supir ini diedukasi agar lebih punya atittude baik di jalan, " kata Budi.
Apalagi di tahun mendatang, Transjakarta akan menambah armadanya sebanyak 565 bus yang terdiri dari 172 bus gandeng, 178 bus single, dan 346 yang medium, yang medium seperti setara seperti angkutan Kopaja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News