kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,44   -8,07   -0.86%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toko kelontong SRC berkontribusi Rp 69,3 triliun per tahun terhadap PDB


Kamis, 20 Februari 2020 / 20:19 WIB
Toko kelontong SRC berkontribusi Rp 69,3 triliun per tahun terhadap PDB


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampoerna Retail Community atau SRC yaitu toko kelontong yang tergabung dalam program kemitraan Sampoerna dengan tujuan meningkatkan daya saing para pemilik toko melalui pendampingan usaha yang berkelanjutan mengklaim mampu berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) ritel Indonesia lewat omzet toko SRC sebesar Rp 69,3 triliun pertahun.

Hasil tersebut didapatkan dari survei yang dilakukan SRC bekerjasama dengan tim riset Kompas.com total ada 452 pemilik toko kelontong di 8 kota itu Medan, Palembang, Tangerang, Bogor, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar yang menjadi objek survei.

Baca Juga: Pojok Lokal di toko SRC bantu tingkatkan omzet produk UKM jadi Rp 5,7 triliun

"SRC juga memiliki peran dalam pemberdayaan wanita dari riset menunjukkan bahwa 57% pemilik SRC adalah wanita, lalu 52% dari mereka merupakan tulang punggung keluarga dan 97% dari mereka yakin dapat menyejahterakan keluarganya dengan bergabung dengan SRC," jelas Kepala Urusan Komersil dan Pengembangan Bisnis Sampoerna, Henny Susanto saat Diskusi Media Hasil Survei Dampak Ekonomi dan Sosial dari SRC bertempat di Restoran Meradelima, Jakarta pada Kamis (20/2).

Henny menegaskan yang dimaksud dengan pemilik SRC wanita sebagai tulang punggung ialah penghasilan dari src dapat dikatakan lebih tinggi di keluarganya. "Jadi bukan suaminya tidak bekerja tapi hasil dari jualan toko kelontong SRC lebih banyaklah dan jadi mata pencaharian mereka utama," imbuhnya.

Ditunjukkan juga perubahan terhadap transaksi penjualan yaitu naik hingga 58%, serta omzet toko kelontong yang meningkat rata-rata 54% setelah bergabung dengan SRC. Saat ini ada 120.000 toko SRC yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia.

Angka tersebut naik 10 kali lipat dibanding 2016 yang hanya berjumlah 12.000 toko SRC. Selain itu ada ribuan mitra SRC yang menjadi agen penyuplai produk bagi toko SRC. Sayang, angka pastinya tidak disebutkan oleh Henny.

Baca Juga: Dengan SRC, Berangkulan Bersama Membesarkan Usaha

Upaya SRC dalam meningkatkan daya saing toko kelontong pembangunan ekosistem digital mulai membuahkan hasil. Pojok Bayar misalnya yang resmi luncur Juli 2019, yaitu merupakan platform untuk melakukan transaksi produk digital seperti pulsa, paket internet, menyumbang 4% dari total pendapatan toko kelontong SRC.

Tak hanya Pojok Bayar ada juga aplikasi AYO SRC yang hadir pada Mei 2019 sebagai pendukung ekosistem digital sudah digunakan aktif oleh 64% dari total pemilik toko SRC. Melalui aplikasi ini pemilik toko kelontong SRC dimudahkan dalam melakukan penyetokan barang untuk tokonya.

"Kalau mau stok barang lewat aplikasi aja. Tidak perlu tutup toko tinggal pesan diantar," ungkap Diah pemilik toko kelontong SRC di Serang, Banten.

Selain digunakan oleh mitra SRC dan toko SRC dalam memudahkan kelola usahanya, aplikasi AYO SRC juga dapat digunakan oleh konsumen. Melalui aplikasi ini konsumen dapat memperoleh informasi mengenai promo-promo di toko kelontong SRC.

Baca Juga: Festival Sampoerna Retail Community (SRC) 2019 di Semarang Cetak Rekor MURI

AYO SRC berfungsi untuk menghubungkan pihak Sampoerna, Mitra Sampoerna, Konsumen, dan toko SRC. Bagi pemilik toko, aplikasi ini membantu mereka mengelola usahanya dengan semakin lebih mudah, di mana terdapat opsi e-order yang memungkinkan pemesanan stok barang secara online.

Sedangkan bagi distributor, mereka dapat mengatur pemesanan yang dilakukan melalui e-order, juga melakukan manajemen poin dan kode promo.

"Mendigitalisasi teman-teman toko SRC memang tidak mudah, oleh karenanya kami memanfaatkan Paguyuban Toko SRC di tiap wilayah untuk edukasi penggunaan aplikasi ini secara face to face," kata Henny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×