Reporter: Abdul Basith | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Toko Tani Indonesia (TTI) dianggap dapat menjaga kestabilan harga pangan pokok. Hal itu dikarenakan TTI memotong rantai pasok dalam tata niaga barang kebutuhan pokok.
"TTI digunakan sebagai pusat distribusi bahan pangan pokok yang memotong rantai pasok dari delapan level menjadi hanya tiga level," ujar, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian (BKP Kemtan), Agung Hendriadi saat konferensi pers do TTI Centre, Minggu (15/10).
TTI mendapatkan pasokan dari Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang dibina oleh Kemtan. Agung bilang harga barang yang dijual dari Gapoktan lebih rendah dari yang di pasaran. Hal tersebut bisa terjadi karena ada efektifitas dalam produksi.
Harga yang lebih rendah membuat harga jual pun dapat dikendalikan. Pemangkasan rantai pasok juga mengurangi penambahan nilai dari bahan pangan pokok. Oleh karena itu, bahan pangan pokok yang di jual di TTI diwajibkan tidak melewati harga acuan.
Pedagang yang kedapatan menjual harga di atas harga acuan akan dihentikan pasokannya. "Kalau jual di atas harga acuan akan kita hentikan pasokannya sehungga pedagang tersebut tidak dapat beroperasi kembali," terang Agung.
Agung mengklaim TTI berkontribusi dalam menjaga kestabilan harga. Agung bilanjg berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama pekan kedua bulan Oktober bila dibandingkan dengan bulan September cenderung stabil. Terdapat kenaikan di angka 0,05% hingga 1,15% tetapi ada penurunan hingga -1,78% hingga -18,14%.
Barang pokok yang naik adalah beras umum kenaikan sebesar 0,63%, minyak goreng curah naik 0,44%, daging sapi 0,05%, dan cabai merah 1,15%. Sementara gula turun -1,84%, daging ayam turun -3,84%, telur ayam turun -1,78%, bawang merah turun -7,55%, dan yang tertinggi adalah cabai rawit yang turun sebesar -18,14%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News