kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tokopedia ingin melantai di bursa saham, begini persiapannya


Sabtu, 24 Oktober 2020 / 12:30 WIB
Tokopedia ingin melantai di bursa saham, begini persiapannya
ILUSTRASI. Tokopedia


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tokopedia berencana untuk melantai di bursa saham. Sebabnya, perusahaan ingin memberikan kesempatan bagi pengguna, penjual, dan mitra untuk memiliki Tokopedia.

VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak, menyebutkan persiapan melantai di bursa saham ini sudah dipetakan, rencanakan, dan disiapkan dari jauh hari. Yang jelas, Tokopedia akan menerapkan manajemen dan tata kelola yang lebih baik ke depannya.

Mulai dari pembukuan laba positif sampai menunjuk mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama Tokopedia.

Semua langkah tersebut diambil dalam rangka mempersiapkan unicorn sekaligus online marketplace terbesar domestik untuk melantai di bursa dan melakukan dual listing.

Baca Juga: Sejumlah unicorn Indonesia mulai ancang-ancang untuk IPO

"Untuk pemilihan bursa dan waktunya, belum dapat kami informasikan lebih lanjut," ujarnya kepada kontan.co.id, Jumat (23/10).

Menurutnya, setelah 11 tahun beroperasi perusahan terus fokus untuk bertransformasi menjadi super ecosystem, sebuah infrastruktur menyeluruh yang bisa mempermudah masyarakat lewat kolaborasi berbagai mitra strategis demi mewujudkan pemerataan ekonomi secara digital di Indonesia.

"Tokopedia pastinya akan melantai di bursa saham. Harapannya, setiap masyarakat, termasuk para pengguna, penjual, dan mitra Tokopedia, berkesempatan untuk turut memiliki Tokopedia," kata Nuraini.

CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam acara Capital Market Summit & Expo 2020 yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (21/10) menyebutkan pihaknya selalu berupaya membangun tim manajemen yang baik demi mendapatkan kepercayaan investor.

Pihaknya berpegang teguh pada misi perseroan, yakni membawa pemerataan ekonomi secara digital.

"Nantipun kalau melantai di bursa saham, valuasi itu kan merepresentasi dari kepercayaan publik, seperti itu," ujarnya.

Baca Juga: Catat penghapusan pajak mobil dan motor di Jateng, Jabar, Jatim, DIY, Bengkulu dll

Hingga saat ini, William memang belum spesifik menentukan kapan Tokopedia merealisasikan IPO. Berdasarkan catatan kontan.co.id, William pernah mengatakan setelah 10 tahun berdiri, perseroan fokus mencapai break even point pada 2020 melalui fokus perusahaan yaitu menjadi super ecosystem.

Pada kesempatan yang sama, Komisaris BEI Pandu Patria Sjahrir memaparkan apabila perusahaan ini memutuskan untuk tercatat di bursa saham dalam negeri, dipastikan bakal bisa mengangkat kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara signifikan.

"Saat masuk kalau melihat komposisi MSCI outway ke technology dan banyak investor publik melihat sektor teknologi, potensi upside perusahaan ini cukup besar, market cap bisa meningkat," ujarnya.

Berdasarkan data yang dipaparkannya, Tokopedia menempati posisi kedua dalam hal nilai valuasi. Saat ini, perusahaan yang didirikan oleh William Tanuwijaya dan Leontinus Alpha Edison ini memiliki valuasi sebesar US$ 7,5 miliar atau setara Rp 111 triliun.

Adapun, posisi pertama diisi oleh Gojek yang diperkirakan memiliki valuasi senilai US$ 10 miliar, lalu Traveloka sebesar US$ 2,7 miliar, dan terakhir Bukalapak senilai US$ 2,5 miliar.

Hal tersebut juga diamini Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia atau Indonesian E-Commerce Association (idEA), Bima Laga. Ia menyebutkan masuknya perusahaan teknologi pada bursa saham merupakan sebuah peluang atau opsi untuk terus bertumbuh menilik pada kebutuhan inovasi dan investasi yang harus terus menerus dilakukan.

"Artinya, IPO merupakan peluang atau opsi yang bisa diambil oleh perusahaan-perusahaan teknologi di mana peningkatan investasi yang terus menerus dilakukan," ujarnya.

Baca Juga: Jangan lewatkan, penghapusan pajak mobil dan motor di berbagai daerah

Menurutnya, setiap perusahaan tekonologi memiliki peluang dalam melakukan IPO. Namun, ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kebijakan masing-masing perusahaan.

Bima juga tak khawatir apabila ada perusahaan teknologi yang masuk ke bursa saham dalam keuangan yang masih merugi. Menurutnya, yang perlu dilihat dari sisi pertumbuhannya.

"Saya optimis peluang itu masih bisa didapatkan, karena lihat saja Amazon saat melantai di bursa apakah sudah untung. Namun, perlu diperhatikan juga karena aturan masing-masing negara berbeda-beda. Perusahaan perlu melihat apakah aturan di Bursa Efek Indonesia memperbolehkan," kata Bima.

Selanjutnya: BNI tebar miliaran rupiah bagi nasabah e-commerce

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×