kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tol bikin harga properti Depok tak masuk akal!


Kamis, 20 Maret 2014 / 15:56 WIB
Tol bikin harga properti Depok tak masuk akal!
ILUSTRASI. Jadwal Liga Champions Porto vs Atletico Madrid.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

DEPOK. Kehadiran jalan tol di sebuah kawasan terbukti dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Tak terkecuali di Depok, Jawa Barat. Kota ini, bahkan, mencatat pertumbuhan ekonomi di atas angka Nasional, yakni 7,2% tahun ini.

Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail, mengungkapkan hal tersebut terkait jalan tol sebagai salah satu unsur yang mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi di Depok, saat pemancangan konstruksi Tol Cinere-Jagorawi Seksi II, Kamis (20/3).

"Kawasan Cimanggis, Cilodong, dan Sukmajaya ikut terangkat perekonomiannya. dan Tahun ini, kami mencatat pertumbuhan ekonomi 7,2%, tertinggi di Jawa Barat, dan di atas pertumbuhan ekonomi Nasional," ujarnya.

Khusus di sektor properti, akses jalan tol, diakui Eddi Marimo, praktisi agen properti lokal, mendongkrak harga jual lahan dan rumah. Ia menyebutkan, sebelum pembangunan Tol Cijago  direalisasikan, harga lahan di sekitar area peruntukan yakni Cimanggis, Cilodong, Sukmajaya, Beji, dan Cinere masih berkisar Rp 500.000 hingga Rp 1,2 juta per meter persegi. Demikian pula dengan harga propertinya, masih sekitar Rp 300 juta-Rp 400 juta per unit untuk rumah tipe 36/72.

"Namun angka tersebut melesat saat Tol Cijago Seksi I beroperasi menjadi Rp Rp 800.000 hingga Rp 4 juta per meter persegi untuk lahan, dan Rp 500 juta untuk rumah 36/72," ungkap Eddi.

Bisa dibayangkan, bila empat ruas yang "mengepung" kota ini rampung, yakni selain Tol Cijago, juga Tol Depok-Antasari (Desari), Tol Cimanggis-Nagrak (Cina), serta Tol Cimanggis-Cibitung (Cici), maka harga lahan dan properti akan kian melonjak.

"Harga sekarang sudah tidak masuk akal. Rumah dengan ukuran 45/90 sudah menembus angka Rp 700 juta. Sulit, mencari lahan dan rumah dengan harga murah. Pembeli harus merogoh kocek lebih dalam," papar Susanto, broker dari kantor agen Mitra 21 Depok.

Sementara hunian vertikal (apartemen), untuk tipe studio atau ukuran standar 18 meter persegi-21 meter persegi, sudah berada pada angka Rp 340 juta. Ini artinya, sekitar Rp 16 juta hingga Rp 18 juta per meter persegi.

"Kami menjual Grand Taman Melati, di atas harga perdana Taman Melati Margonda yang sudah laris terjual. Saat dirilis pada 2012 Taman Melati Margonda ditawarkan seharga Rp 185 juta per unit. Sekarang Grand Taman Melati sekitar Rp 340 juta-Rp 370 juta untuk ukuran terkecil," jelas Direktur Pengembangan dan Pemasaran Adhi Persada Properti, M Aprindy.

Hal senada diakui Halin Setiawan, broker independen yang ikut memasarkan Margonda Residence I. Lonjakan harga berlangsung "spartan", harga aktual sudah mencapai Rp 16 juta per meter persegi. Padahal saat dilansir perdana, harganya hanya Rp 100 juta/unit atau Rp 5,5 juta/m2 untuk apartemen tipe 18 m2. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×