Reporter: Dani Prasetya | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Toshiba Consumer Products Indonesia mengundang investor lokal untuk menyuplai komponen produksi televisi layar datar. Selama ini perusahaan yang berinduk di Jepang itu mengandalkan sekitar 60% - 65% komponen dari pasokan China. Sisanya memberdayakan suplai dalam negeri.
"Kita masih impor dari China sebagian besar karena di Indonesia belum ada," ungkap Assistant Departement Toshiba Consumer Products Indonesia Manager Quality Assurance Departement PT Toshiba Consumer Products Indonesia Uus Syamsu, Selasa (16/8).
Oleh karena itu, Uus bilang, pihaknya mengundang investor lokal yang mampu memenuhi standar kualitas perusahaan itu untuk bergabung memasok komponen produksi televisi layar datar. Apalagi, Toshiba telah memberikan peluang melalui peningkatan kapasitas produksi mencapai 500 ribu unit per bulan pada awal 2012 untuk menggenjot angka ekspor. Produsen televisi layar datar yang berlokasi di Cikarang itu mengekspor sekitar 80% dari kapasitas produksi setiap bulan.
Namun, menurutnya, meski celah sebagai pemasok komponen televisi layar datar terbuka luas bagi investor lokal, akan sulit bagi produsen dalam negeri untuk tidak tergantung pada barang impor asal China. "Karena bahan bakunya juga harus dari China. "Jadi kalau komponen mau dibuat produsen lokal, mereka tetap impor bahan bakunya dari sana," tuturnya.
Sebagai informasi, Toshiba kini mengoperasikan sembilan lajur produksi (line) berkapasitas 1100 unit televisi layar datar ukuran kecil per shiftnya dan 300 unit televisi layar datar ukuran besar per shiftnya. Produksi yang dijalankan dua shift itu kini memberikan kapasitas produksi total sebesar 300 ribu unit per bulan. Angka itu masih belum tercapai, dan akan digenjot hingga akhir tahun supaya tahun depan siap dengan 500 ribu unit per bulan.
Peningkatan kapasitas produksi dari 300 ribu unit per bulan menjadi 500 ribu unit per bulan mulai pada awal tahun depan itu dilakukan dengan menambah jumlah line dari sembilan lajur menjadi 11 lajur. Tambahan dua lajur itu memanfaatkan area produksi yang masih kosong.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News