Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Menjelang diberlakukannya kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, PT Total Oil Indonesia makin gencar untuk berekspansi dengan membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Vice President Retail Total Asif Iqbal menjelaskan, Total berencana untuk menambah SPBU 15 hingga 20 SPBU pada tahun ini. Investasi untuk satu SPBU bisa mencapai US$ 1,5 juta hingga US$ 2 juta.
"Kami sangat positif dengan langkah pemerintah. Untuk itu, kami akan menambah alokasi persediaan untuk memenuhi permintaan yang kemungkinan meningkat," ujar Iqbal, Rabu (25/1).
Selama ini, SPBU asing seperti Total memang hanya boleh menjual bahan bakar beroktan 92 dan 95 yang tidak disubsidi oleh pemerintah. Oktan 92 dan 95 ini adalah bensin yang sejenis dengan Pertamax dan PertamaxPlus yang dijual Pertamina. Jika rata-rata Pertamina menjual Pertamax dengan harga Rp 8.700 per liter, Total menawarkan bensin jenis serupa dengan hargasedikit lebih murah yaitu di kisaran Rp 8.650 per liter.
Total memang sudah mulai menyiapkan diri untuk bersaing di pasar BBM non subsidi sejak tahun 2009 lalu. Saat ini, Total mengoperasikan setidaknya 13 SPBU di Indonesia. Diharapkan dengan pelayanan Total yang maksimal kepada pelanggan, Total mampu merebut pasar BBM non subsidi.
Pada 2011, Total telah menjual 16.000 ton bensin. Sementara untuk tahun ini, penjualan masih bergantung pada implementasi pembatasan BBM bersubsidi dari pemerintah dan pembangunan SPBU. "Pembangunan SPBU sangat tergantung izin pembangunan dan pembatasan," kata Iqbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News