Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Rencana PT Pertamina untuk mendapatkan blok migas milik Total E&P di luar negeri atau di dalam negeri sepertinya sulit direalisasikan. Pasalnya, Total E&P menolak untuk melakukan pertukaran atau swap blok migas miliknya dengan kepemilikan saham di Blok Mahakam.
Vice President of Human Resources, Communications & General Services Total E&P Indonesie menegaskan Total E&P tidak membicarakan mengenai opsi swap. Menurutnya, opsi swap hanya akan menambah kompleksivitas bisnis.
"Hitung PSC (producition sharing contract) saja sudah sulit, apalagi ngomongin aset di luar. Untuk yang Mahakam tidak bisa dikategorikan swap karena valuasinya tidak mudah,"kata Arividya, Jumat (4/9)
Arividya bilang Pertamina masih bisa mencari aset di luar negeri dengan Total, tetapi tidak dengan cara swap. Apalgi jika melihat harga minyak yang tengah menurun maka harus ada nilai ekonomi buat Pertamina dan Total E&P.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegro mengatakan Pertamina sebagai pemimpin negosiasi akan selalu mengacu pada kententuan untuk mendapatkan keuntungan maksimum bagi negara.
"Kami sebagai lead negosiator akan memaksimalkan keuntungan negara serta menyelesaikan proses negosiasi secara tuntas. Apa isi negosiasi tentunya kami akan finalkan setelah proses selesia,"ujarnya kepada KONTAN, Minggu (6/9).
Lebih lanjut Wianda menyatakan Pertamina akan terus berupaya untuk terus segera menyelesaikan proses negosiasi blok Mahakam tersebut tanpa tergantung pihak-pihak lainnya.
"Pertamina telah ada rencana kerja serta tenggat waktu yang ketat untuk selesiakan negosiasi. Pertamina tidak punya kendala bila harus maju terus dengan proses yang ada tanpa harus tergantung pada pihak-pihak lain," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News