Reporter: Amalia Fitri | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Emiten pembangunan gedung, PT Total Bangun Persada (TOTL) telah memiliki pipeline beberapa proyek dengan total senilai Rp 10,7 triliun sampai hari ini.
"Dilihat dari pipeline kami sebesar Rp 10 triliun cukup menggembirakan. Ada beberapa owner memanggil kami untuk dibuatkan proposal dan rancang bangunannya. Kami optimistis bisa sesuai target," ujar Moeljati Soetrisno, Direktur TOTL, saat paparan publik di Jakarta, Rabu (18/9).
Baca Juga: Capex Total Bangun Persada (TOTL) tahun depan turun drastis, kenapa?
Menilik materi paparan publik, bentuk kontrak baru yang dikantongi TOTL sampai September 2019 berjumlah 10 proyek termasuk dengan Proyek Kerjasama Operasi (KSO). Di antaranya adalah pembangunan Hotel Padma di Semarang, Apartemen Garden Residence - Sakura Garden City di Jakarta, IKEA Store 3 di Bandung, renovasi Point Square, pembangunan Graha Paramita II di Bintaro, dan Surabaya Education Center.
Sementara empat proyek KSO yang digenggam TOTL adalah, Apartemen The Haven Lagoi Bay di Bintan, serta tiga proyek di Jakarta, yakni Jiexpo Convention Center and Theatre, PIM 3 dan Office Tower, dan Daswin Office Tower.
Sementara saat ini, TOTL sedang menjalankan 15 proyek yang sedang dalam masa pembangunan. Ke-15 proyek ini didominasi oleh pembangunan high rise premium building di berbagai daerah Jawa dan Bali.
Baca Juga: Total Bangun Persada (TOTL) merevisi target tahun ini, begini alasan manajemen
Proyek tersebut antara lain, The Pakubuwono Menteng di Jakarta, Hotel Mercure di BSD City, The Smith di Alam Sutera, Apartemen Taman Buana Permata di Jakarta, Binus Malang, Potato Head Hotel di Bali, Trans Icon di Surabaya, dan lain-lain.
"Kami juga mengusahakan untuk mengelola semua dan menghindari double tax dari proyek-proyek pipeline," tambahnya.
Berdasarkan catatan Kontan sebelumnya, emiten ini telah mengantongi pipeline kontrak baru Rp6,8 triliun dari 13 proyek sepanjang 2019.
Moeljati sendiri mengatakan telah merealisasikan kontrak baru senilai Rp 716 miliar sampai dengan akhir Mei 2019. Nilai itu berasal dari satu proyek apartemen dan satu proyek hotel.
Sementara itu, berdasarkan materi paparan publik, kinerja usaha perseroan pada paruh pertama 2019, disokong dari klasifikasi proyek perkantoran sebesar 50%, lalu proyek apartemen sebesar 47%, sedangkan sisanya 3% ditempati proyek edukasi.
Baca Juga: Realisasi kontrak mini, analis menilai saham emiten konstruksi BUMN masih menarik
Pendapatan perseroan juga sebagian besar didapat dari recurring income (berulang) sebesar 82% dan proyek baru sebesar 18%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News