kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tower Bersama (TBIG) fokus tingkatkan tenancy ratio menara pada tahun ini


Jumat, 17 September 2021 / 18:54 WIB
Tower Bersama (TBIG) fokus tingkatkan tenancy ratio menara pada tahun ini
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengecekan jaringan kabel optik di menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (18/9/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nz.


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) telah merampungkan pembelian 3.000 menara dari PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST). Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso menyampaikan akuisisi yang dilakukan tersebut nantinya akan berfokus untuk meningkatkan tenancy ratio pada menara-menara milik TBIG. 

“Setelah akuisisi IBST kami fokus untuk meningkatkan tenancy ratio pada menara-menara kami termasuk yang telah diakuisisi dari IBST. Selain itu kami tetap membangun menara secara organik sesuai pesanan dari operator telekomunikasi,” ujar Helmi saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (17/9). 

Sebagai informasi, perseroan memiliki 19.598 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewa pada menara telekomunikasi sebanyak 37.121, maka rasio kolokasi alias tenancy ratio perseroan menjadi 1,89x.

Adapun pertambahan pendapatan dan EBITDA dari akuisisi itu juga telah digabungkan di dalam laporan keuangan kuartal II-2021. “Di enam bulan pertama 2021, kami telah menambahkan 3.465 sites telekomunikasi dan 2.180 kolokasi ke dalam portofolio kami,” ujar dia. 

Baca Juga: Harga CPO menggeliat, Saraswanti (SAMF) targetkan pendapatan Rp 1,85 triliun

Helmi juga mengatakan penambahan menara IBST telah memberikan dampak penurunan rasio kolokasi dari 1,98x di kuartal pertama menjadi 1,89x di akhir kuartal kedua. 

Sehingga, perseroan yakin seiring dengan pelanggan telekomunikasi yang terus memperkuat dan memperluas jaringan mereka, maka TBIG memperkirakan adanya peningkatan permintaan untuk kolokasi.

Berdasarkan laporan keuangannya, TBIG mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15,56% menjadi Rp 2,97 triliun di semester I-2021 dibandingkan dengan raihan Rp 2,57 triliun pada Semester I-2020.

Adapun TBIG juga mencatat kenaikan pada laba bersih periode berjalan menjadi Rp 689,83 miliar atau tumbuh 28,24% dibandingkan periode Juni 2020. Dari sisi bottom line, TBIG mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 663,26 miliar atau naik 29,92% dari periode yang sama tahun lalu.

Selanjutnya: Kasus Covid-19 menurun, permintaan tes PCR di Medikaloka Hermina (HEAL) anjlok

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×