Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina
JAKARTA. Trans Food and Beverage sedang berpacu dengan waktu. Pasalnya, memasuki bulan ke-11 tahun ini, anak perusahaan CT Corporation itu masih menargetkan membuka 10 gerai lagi dari empat merek gerai yang perusahaan itu miliki.
Menariknya, mayoritas pilihan lokasi Trans Food ternyata bukan di Jakarta. Perinciannya, lima gerai Wendy's akan dibuka di Malang, Palembang, Yogyakarta, Balikpapan dan Medan. Lantas dua gerai The Coffee Bean and Tea Leaf akan dibuka di Samarinda dan Malang.
Ada pula rencana membuka dua gerai Baskin Robbins di Palembang dan Malang. Sementara di Jakarta, perusahaan itu hanya akan menambah satu gerai The Coffee Bean and Tea Leaf Beanstore.
Potensi pasar adalah satu-satunya alasan Trans Food mengaku percaya diri melenggang ke kota kedua, bahkan kota ketiga itu. Disamping itu, alasan jamak pelaku usaha di Ibu Kota adalah lahan minim dan persaingan ketat.
Yang jelas ekspansi itu tentu saja menuntut investasi. Presiden Direktur Trans Food and Beverage, Fransiscus Sumampow menjelaskan, penambahan gerai Wendy's dan The Coffee Bean and Tea Leaf Beanstore menuntut investasi sekitar Rp 2 miliar–Rp 3 miliar per gerai. Biaya investasi itu lebih besar dari dua gerai lain yakni The Coffee Bean and Tea Leaf dan Baskin Robbins.
Tak cuma di tahun ini, pekerjaan rumah menambah gerai juga sudah Trans Food canangkan tahun depan. Perusahaan itu menargetkan tahun depan bisa membuka 45-60 gerai baru lagi. Trans Food memperkirakan masing-masing merek gerai yang dimilikinya bisa bertambah sekitar 15-20 gerai baru.
Sambil menambah gerai, Trans Food juga mempersiapkan diri menambah dua merek kelolaan lagi tahun depan. Satu dari dua calon merek baru itu berupa merek makanan waralaba internasional.
Saat ini Trans Food mengaku tengah bernegosiasi dengan perusahaan pemilik jaringan waralaba internasional yang identitasnya masih dirahasiakan itu. Jika proses mulus, perusahaan itu bakal memperkenalkan merek anyarnya tersebut pada pertengahan tahun 2015 mendatang.
Lantas, satu merek anyar yang lain adalah merek yang dikembangkan sendiri. Untuk menggarap merek sendiri, perusahaan itu tak akan menggandeng mitra bisnis.
Atas penambahan merek anyar itu, Trans Food memegang dua prinsip. Pertama, "Merek baru nanti tidak akan sama dengan dengan merek-merek yang sudah kami kelola karena tidak ada gunanya kalau menambah portofolio baru yang hampir sama jenisnya," ujar Fransiscus kepada KONTAN, pekan lalu.
Kedua, Trans Food memastikan tak membidik merek makanan atau minuman berdasarkan tren yang sedang berkembang. Sebab, perhitungan perusahaan itu, produk yang sedang digemari biasanya tak bertahan lama.
Asal tahu saja, diantara tiga merek yakni The Coffee Bean (The Coffee Bean and Tea Leaf dan The Coffee Bean and Tea Leaf Beanstore), Baskin Robbins dan Wendy's, kontributor terbesar adalah The Coffee Bean. Kedai kongkow minum kopi itu berkontribusi hingga 50%.
Berikutnya, barulah Baskin Robbins yang berkontribusi 35%. Sementara kontribusi Wendy's baru pada angka 15%. "Kalau kontribusi Trans Food ke konsolidasi CT Corporation masih kecil," ujar Fransiscus tanpa menyebutkan detailnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
