kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   10.000   0,52%
  • USD/IDR 16.295   -56,00   -0,34%
  • IDX 7.312   24,89   0,34%
  • KOMPAS100 1.036   -2,36   -0,23%
  • LQ45 785   -2,50   -0,32%
  • ISSI 243   1,24   0,51%
  • IDX30 407   -0,78   -0,19%
  • IDXHIDIV20 465   -1,41   -0,30%
  • IDX80 117   -0,14   -0,12%
  • IDXV30 118   -0,08   -0,07%
  • IDXQ30 129   -0,58   -0,45%

Transisi new normal jadi sentimen positif, transaksi residensial berpotensi membaik


Senin, 08 Juni 2020 / 19:09 WIB
Transisi new normal jadi sentimen positif, transaksi residensial berpotensi membaik
ILUSTRASI. Penurunan harga jual residensial secara umum berkisar antara 20%-30% dengan penurunan maksimal 40%.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan konsultasi properti Knight Frank Indonesia menyebutkan, saat ini adalah waktu tepat mengeksekusi transaksi setelah calon pembeli menahan pembelian properti residensial akibat pandemi. Transaksi properti residensial turun pada bulan April dan listing mulai naik di bulan Mei. Pada Juni ini, pasar properti berangsur membaik karena adanya relaksasi.

"Proses jual beli properti membutuhkan waktu, sehingga masyarakat mulai memasang kuda-kuda sejak Mei lalu, setelah wait and see sebelumnya. Ada pula yang menjual propertinya, baik untuk keperluan dana atau bisnis pure," kata Donan Aditria, Associate Director Research & Consultancy kepada Kontan.co.id, Senin (8/6).

Donan mengatakan, penurunan harga jual residensial secara umum berkisar antara 20% sampai 30%. Penurunan maksimal bisa mencapai 40% dinilai maksimal.

Baca Juga: Selama pandemi corona, transaksi pasar residensial mewah di Jakarta turun 30%

Namun begitu, Knight Frank tidak menyarankan untuk menurunkan harga karena belum tentu bisa mendorong transaksi. Donan mengatakan bahwa transaksi bisa meningkat karena kepercayaan dan keamanan untuk mengeluarkan uang. Hal ini utamanya didorong dari sisi efek transisi dan new normal di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, Martin Wijaya, Director Business Development Knight Frank Indonesia melanjutkan, di masa pandemi masyarakat juga cenderung menunggu insentif atau bentuk-bentuk nilai tambah lain. "Walau terjadi penurunan transaksi dan harga secara makroekonomi, permintaan residensial itu masih ada dan banyak, hanya saja tertahan. Salah satunya ada yang mencari adedd value, jika kami berikan diskon 40% belum tentu mereka membeli, pasti mereka berharap ada diskon 45% di tempat lain," jelas Martin.

Baca Juga: Pengamat pasar modal: Tapera beri respon positif bagi saham BTN

Dengan demikian, pihaknya optimistis saat ini adalah waktu tepat mengeksekusi pembelian yang tertunda. "Melalui penjualan dan demand ini, kami melihat optimisme perekonomian bisa bangkit lagi. Tetapi dalam jangka pendek, kami belum tahu seberapa cepat penyerapan demand tersebut," pungkas Martin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×