Reporter: Kiki Safitri | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan biodiesel 20% atau B20 yang telah diterapkan sejak September 2018 lalu masih mengalami kendala dalam pendistribusian unsur bahan baku nabati B20 dari produsen ke daerah-daerah.
Direktur Asian Agri Fadhil Hasan menyebut sulitnya menyiapkan kapal pengangkut dengan waktu yang sempit dan dibatasi menjadi salah satu kendala implementasi kebijakan ini.
"Itu memang salah satu yang jadi masalah. Waktu kontraknya kan 14 hari, antara yang kontrak Pertamina sampai delivery itu, kan kapalnya kan harus disiapkan, kadang susah kapal, lokasinya jauh," ujar Fadhil.
Namun sejauh ini ia menyebut permintaan di daerah meningkat, tapi tidak diimbangi dengan pengadaan kapal. Ini lalu menjadi kendala semakin berat.
Namun demikian, ia berharap dengan keterlibatan Menko Perekonomian dalam melakukan evaluasi, penerapan B20 diharapkan akan semakin membaik.
“Membaik ya, sudah berjalan waktu September itu, kan memang ada banyak ketidaksiapan dari berbagai pihak. Tapi tiap minggu dilakukan evaluasi oleh Kemenko itu sehingga semakin ke sini semakin baiklah,” kata Fadhli.
Fadhli menyebut implementasi B20 ini akan semakin membaik dan target penghematan bisa tercapai jika penyerapan CPO (Crude Palm Oil) mencapai 7 juta ton per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News