kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.235   -14,00   -0,09%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Transvision berniat bikin konten sendiri


Senin, 22 Desember 2014 / 10:56 WIB
Transvision berniat bikin konten sendiri
ILUSTRASI. Logam mulia emas Antam di Jakarta. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. CT Corp langsung tancap gas mengembangkan bisnis televisi berbayar. Perusahaan ini siap mengucurkan dana sekitar Rp 5 triliun–Rp 7 triliun untuk mengembangkan Transvision selama tiga tahun ke depan.

PT Indonusa Telemedia, anak usaha CT Corp yang memiliki Transvision, berniat menggunakan dana tersebut untuk memperkuat infrastruktur, seperti penyediaan dekoder atau set top box dan satelit. Peruntukan lain dana adalah penyediaan konten high definition (HD).

Marketing & Sales Director Transvision Brando Tengdom menuturkan, TV berlangganan adalah bisnis padat modal dan jangka panjang. Untuk saat ini, CT Corp belum berhitung soal keuntungan.

Brando memerinci, separuh dari nilai investasi akan dipakai memperkuat konten buatan sendiri alias inhouse channel. Hasil kajian internal CT Corp menunjukan, konsumen TV berlangganan di berbagai negara lebih suka menonton tayangan lokal ketimbang impor. "Di Indonesia, karena konten lokalnya tak banyak, maka mayoritas pelanggan lebih sering menonton tayangan dari luar negeri," ucap dia.

Ia menargetkan konten lokal buatan sendiri bisa menempati 15%–20% dari total slot waktu tayangan selama tiga tahun mendatang. Saat ini, konten lokal baru mengisi 10% dari total slot.

Selain itu, konten buatan sendiri bisa dijual ke berbagai negara. Ia mengklaim, dari 12 konten buatan sendiri, ada tiga konten yang bisa tembus ke pasar global. "Kami sudah kerjasama dengan Singtel MioTV yang ingin menyiarkan konten Bioskop Indonesia, Insert, dan Showcase, produksi kami," terang dia.

Lantas, separuh dana investasi bakal dipakai untuk memperbaiki infrastruktur Transvision. Tahun depan, perusahaan ini berencana menambah satelit di Ku-Band. Nilai investasinya US$ 150 juta. 

"Skemanya bisa menyewa satelit yang sudah ada. Adanya transponder di satelit baru ini memungkinkan seluruh konten Transvision bisa bersifat HD," ujar Direktur Operasi Transvision Agung DM Sahidi.

Tahun depan, Transvision menargetkan mendekap 1,4 juta pelanggan. Tahun lalu, baru 500.000 pelanggan dan tahun ini bisa menjaring  800.000 pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×