Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Permintaan terhadap produk olahan kakao terus meningkat baik di pasar ekpor maupun di dalam negeri. Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI), Pieter Jasman mengatakan kendati komoditas lainnya mengalami penurunan, tapi permintaan terhadap hasil olahan kakao terus meningkat. Ia mengatakan pada semester pertama tahun 2015 ini, rata-rata peningkatkaan permintaan terhadap produk olahan kakao dalam negeri mencapai 15%.
Kendati demikian, Pieter masih enggan membeberkan berapa angka penjualan kakao selama ini. Ia bilang, angka akurat ada di Badan Pusat Statistik (BPS). "Nanti angkanya bisa dilihat di data BPS itu yang paling akurat," ujarnya kepada KONTAN, Senin (15/6).
Pieter mengatakan untuk ekspor kakao pada semester pertama tahun ini memang tidak terlalu tinggi. Soalnya, setiap tahun, ekspor kakao akan meningkat justru pada semester kedua. Mulai dari bulan Juni sampai Desember. Hal itu disebabkan di luar negeri seperti Eropa, Amerika dan sejumlah negara tujuan ekspor kakao nantinya mengalami musim dingin.
Dalam dua tahun terakhir, Pieter bilang harga kakao mengalami peningkatan dari tahun 2013 masih sekitar US$ 2.500 per ton dan saat ini di pertengahan tahun 2015 sudah mencapai US$ 3.100 per ton di pasar internasional. Ia berharap, pemerintah serus meningkatkan produksi kakao dalam negeri, khususnya di sisi hilir, yakni para petani kakao. Dimana saat ini, industri masih mengimpor sekitar 20% dari kebutuhan biji kakao pada tahun lalu. "Jadi butuh perhatian pemerintah untuk membantu meningkatkan produksi petani kakaonya," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News