Reporter: Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren ekspor komoditas sarang burung walet terus tunjukkan hasil yang positif. Tercatat hingga April 2019 ini, ekspor produk yang terkenal manfaatnya untuk kesehatan tersebut ke negeri tirai bambu capai US$ 40,18 juta dengan volume 21,32 ton, atau naik 6,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 20 ton.
Pada 2018, total ekspor produk ini ke China tercatat sebesar US$ 139,82 juta. Dengan demikian lima tahun terakhir terjadi kenaikan positif yaitu 30,62%. China sendiri merupakan negara tujuan utama ekspor sarang burung walet dari Indonesia.
Sedangkan, sampai April 2019 ekspor sarang burung walet Indonesia ke seluruh negara tujuan sebesar kurang lebih US$ 87,71 dan 2018 pada periode yang sama sebesar US$ 95,67 juta.
"Iya memang menurun secara nilai karena harga sarang walet kan fluktuatif, tapi secara volume kita ada peningkatan terus, jumlah ekspor meningkatlah setiap tahun," kata Plh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Veri Anggrijono, Jumat (19/7).
Agar produk sarang burung walet masuk ke pasar China memanglah tidak mudah. ada sederet syarat protokoler yang harus dilalui oleh sebuah negara yang ingin mengkspor produk sarang burung walet ke Tiongkok.
Produk sarang burung walet Indonesia harus melalui protokol persyaratan kebersihan, karantina, dan pemeriksaan untuk importasi oleh otoritas China. Selain itu, diperlukan sertifikasi Certification and Accreditation Administration of the People's Republic of China (CNCA).
Saat ini sudah ada 21 perusahaan Indonesia yang telah mendapatkan sertifikat dari China untuk masuk ke pasarnya. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT Tong Heng Investment Indonesia.
Indonesia diberikan kuota ekspor sarang burung walet oleh China sebesar 150 ton. Dan jumlah ekspor dari kerjasama PT Tong Heng Indonesia dengan perusahaan asal China tersebut adalah 10 ton dengan nilai sekitar Rp 500 miliar.
"Sepanjang tahun lalu kita ekspor 1200 ton, Ya usahakan minimal dapat 1000 tahun ini. Kita harapkan semakin meningkat karena kita baru 21 perusahaan yang dapat sertifikat," tambah Veri.
Jumlah ekspor tahun lalu dijelaskan Veri berupa sarang burung walet baik yang siap olah atau yang raw material. Melihat pasar yang cukup menggiurkan dan upaya meningkatkan devisa ekspor nasional melalui sarang burung walet, maka perlu ditingkatkan kualitas produknya.
"Kita sudah atur melalui mekanisme eksportir. Ekspor banyak dari kemasan barang jadi, tapi masih ada pelaku usaha yang berupa raw material yang diekspor ke Malaysia, Hongkong, Vietnam dan ujung ujungnya ke China juga alangkah baiknya ini semua kita atur dengan baik melalui mekanisme yang baik sehingga kita bisa ekspor ke China dan nilai pasti akan lebih," terang Veri.
Komisaris PT Tong Heng Investment Indonesia Chan Yu Ta menyampaikan apresiasinya kepada pemerintah Indonesia terutama Kemendag yang mendukung upaya ekspor sarang burung walet terutama ke China.
"Kita berharap semakin bertambah tahun semakin bertambah banyak ekspor kita, bukan hanya 10 ton, bisa 20, 30 kita berharap semua perusahaan walet Indonesia bisa ikut mengekspor ke depannya," tutur Chan.
Seluruh daerah di Indonesia disebut memiliki potensi untuk menghasilkan sarang burung walet. Namun hanya ada dua daerah yang termasuk penghasil terbesar yaitu Kalimantan dan Sumatera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News