Reporter: Femi Adi Soempeno |
JAKARTA. Pada penutupan perdagangan di bursa CBoT, harga kontrak jagung untuk pengiriman Juli 2010 naik menjadi US$ 349,50 per bushel atau 6,25 poin. Volume transaksi tersebut sebesar 81.003 bushel.
Mumbulnya harga kontrak jagung itu dipicu oleh tren naiknya harga komoditi lain. Namun, ketidakpastian krisis Yunani, bisa berdampak kembali terhadap penurunan harga komoditi.
Di dalam negeri, terutama di tingkat pedagang Kota Bengkulu, harga jagung juga merangsek dari Rp 6.000 menjadi Rp 6.500 per kilogram. Naiknya harga jagung pipilan tersebut disurung oleh pasokan yang sebelumnya menurun sedangkan permintaan konsumen bertahan seperti biasa.
Sementara itu, pasokan dari produksi lokal dari Kabupaten Rejang Lebong juga tidak mencukupi kebutuhan permintaan konsumen setempat dan tetap mengharapkan pasokan dari luar daerah. Jagung pipilan itu sebagian besar masih dipasok dari luar Bengkulu antara Provinsi Lampung dan daerah Sumsel, sedangkan sentra produksi Jagung berada di Kota Bengkulu, Rejang Lebong, Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma produksinya menurun.
Sementara itu, menyusul naiknya harga Jagung kuning dalam sepekan lalu, petani di Kabupaten Enrekang pun mulai bergairah. Harga jagung kuning hibrida di pasaran naik hingga Rp 1.900 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 1.500.
Kendati kenaikannya belum signifikan, namun petani jagung mengaku sudah cukup puas dengan harga tersebut. Harga Jagung di tingkat petani, pernah mencapai Rp 2.500/kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News