kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren Harga Minyak Dunia Turun, Ini Kata Dirut Pertamina


Jumat, 09 September 2022 / 11:11 WIB
Tren Harga Minyak Dunia Turun, Ini Kata Dirut Pertamina
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat ini harga minyak mentah dunia mulai mengalami tren penurunan atau bergerak di bawah US$ 90 per barel. Sejalan dengan itu, harga rata-rata Indonesia Crude Price (ICP) atau minyak mentah Indonesia pada Juli 2022 juga ikut terkoreksi menjadi US$ 106,73 per barel dari sebelumnya US$ 117,62 per barel.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menjelaskan, jenis bahan bakar minyak (BBM) Umum (JBU) yang jadi kewenangan Pertamina tentu ikut turun mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Jenis BBM yang sudah mengalami penurunan harga saat ini ialah Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex.

“Sedangkan untuk Solar (JBT) dan Pertalite (JBKP) menjadi kewenangan pemerintah untuk penentuan harganya,” jelasnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/9).

Baca Juga: Pertamina Siap-siap Batasi Pembeli Pertalite

Untuk BBM di luar Solar dan Pertalite, penentuan harga merupakan kewenangan Pertamina dengan formula yang ditetapkan pemerintah. Formula tersebut berdasarkan Indonesia Crude Price (ICP) dan Harga Indeks Pasar (HIP) yang setiap bulannya dilakukan penyesuaian.

Adapun untuk Pertamax agak berbeda. Di dalam regulasi, Pertamax masuk dalam kategori JBU yang harganya disesuaikan dengan kondisi harga minyak mentah (floating price). Namun, pada saat ini harga Pertamax juga dikendalikan pemerintah.

Nicke menjelaskan, kalau Pertamax harganya disesuaikan dengan harga pasar otomatis akan semakin banyak migrasi ke Pertalite sehingga subsidi semakin naik.

“Khusus Pertamax selisih yang menanggung Pertamina, jadi tidak diganti pemerintah,” jelasnya.

Meski harus menjual rugi dan nombok selisih harga Pertamax, Nicke bilang, Pertamina dapat mempertahankan kinerja bottom line melalui strategi subsidi silang.

Baca Juga: Pertamina Akan Membuat Pertashop Khusus Jual Solar untuk Nelayan

“Pertamina ini hulu hilir, ketika harga komoditas naik kita dapat windfall dari hulu, tetapi di hilir dapat beban. Nah inilah yang terjadi subsidi silang yang di tahun lalu kami membuukan keuntungan,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×