kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tren Merger Operator Telko Tahun Ini Dinilai Positif bagi Konsumen dan Pemerintah


Senin, 27 Desember 2021 / 17:48 WIB
Tren Merger Operator Telko Tahun Ini Dinilai Positif bagi Konsumen dan Pemerintah
ILUSTRASI. Indosat Ooredoo merger dengan Tri


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

“Misalnya, pemerataan infrastruktur telekomunikasi dan digital itu menjadi program pemerintah. Nah dengan merger, kemampuan provider pun meningkat untuk dapat membangun infrastruktur seperti tower dan BTS yang diakibatkan dari adanya efisiensi dan penambahan daya modal dari perusahaan provider. Harapannya adalah mereka dapat membangun di daerah-daerah yang belum terjamah sinyal internet kuat,” paparnya.

Baca Juga: Emiten telekomunikasi gencar melakukan merger dan akuisisi, simak rekomendasi analis

Sementara itu, David Manurung, Head of Investment Pacific Capital Investment menilai, maraknya aksi merger operator telko ditujukan untuk dapat menciptakan sinergi yang menghasilkan skala ekonomi tertentu, memperkuat struktur permodalan, meningkatkan keterampilan manajemen dan karyawan maupun menciptakan peluang ekspansi, baik pada lini produk maupun area pasar yang belum terjangkau.

“Seperti kita ketahui bersama, industri jasa layanan telekomunikasi merupakan bisnis yang padat modal. Perusahaan harus memiliki daya tahan dan modal yang kuat untuk menghadapi persaingan yang tinggi dari para pesaingnya. Begitu juga dari sisi teknologi. Industri telekomunikasi merupakan industri yang siklus hidup teknologinya sangat cepat,” kata David.

“Agar dapat memberikan layanan yang prima dan konsisten kepada pelanggan, pelaku bisnis industri telekomunikasi harus secara kontinu meningkatkan dan memperbaharui layanan maupun teknologinya, dan hal  ini tentunya membutuhkan modal yang sangat besar. Merger antar perusahaan telekomunikasi merupakan jawaban bagi para pelaku industri untuk merespon kebutuhan modal yang tinggi, terciptanya stuktur biaya yang efisien sekaligus untuk dapat lebih bersaing dengan para kompetitornya,” jelasnya.

Dengan kehadiran teknologi 5G yang pertama kali diluncurkan di Korea Selatan pada 2019, menurut David, hal ini akan menjadi perhatian utama operator telko dalam hal persaingan pasar.

Baca Juga: Emiten telekomunikasi dinilai akan positif sampai akhir tahun

Perkembangan teknologi 5G akan memfasilitasi perkembangan layanan seperti enhanced Mobile Broadband, streaming Virtual Reality (VR), akses internet super cepat, telemedis, video streaming dengan kualitas 8K, cloud gaming, autonomous car maupun smart home monitoring.

“Nah, untuk menghadapi peluang dan tantangan terkait pengembangan 5G, tentu operator telko harus memperkuat struktur permodalan dan jaringan, salah satunya bisa dicapai melalui merger,” katanya.

Di Indonesia, menurut David, teknologi 5G resmi diluncurkan pada akhir Mei 2021. “Dengan strategi merger, operator telko dapat lebih agresif dalam pengembangan 5G di seluruh pelosok Indonesia. Misalnya, merger antara PT Indosat Tbk dan PT Hutchison 3 Indonesia akan membuat teknologi 5G Indosat akan semakin solid berkat tambahan frekuensi dari Hutchison 3,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×