Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil, PT Trisula International Tbk (TRIS) tidak menerima dampak signifikan dari kenaikan harga kapas global yang terjadi beberapa waktu belakangan.
Santoso Widjojo, Direktur Utama TRIS mengatakan, sejak awal pihaknya memang fokus pada penggunaan polyester sebagai bahan baku produk. "Bahan baku kami kebanyakan berupa kain dengan bahan polyester, untuk kapas tidak banyak. Sehingga dampak kenaikan harga kapas terhadap TRIS tidak terlalu signifikan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (19/10).
Ia melanjutkan, alokasi capex TRIS pada tahun 2021 secara keseluruhan bersama anak usahanya PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) sebesar Rp 21,8 miliar. Sumber dananya berasal dari internal perusahaan dan bank. Capex rencananya akan dipergunakan untuk peremajaan mesin lama dan pembelian mesin baru untuk menunjang kebutuhan produksi.
Per 30 Juni 2021 perolehan aset tetap yang digunakan untuk aktivitas investasi kedua TRIS sudah digunakan sebesar sekitar Rp 9 miliar.
Baca Juga: Begini strategi Trisula International (TRIS) untuk torehkan kinerja terbaik tahun ini
Sementara itu, mengenai proyeksi bisnis hingga akhir tahun masih melihat kondisi pandemi ini. Namun, Santoso bersyukur, sepanjang semester I 2021 lalu, TRIS masih bisa mendapat total laba komprehensif sekitar Rp 6 miliar dan penjualan Rp 511 miliar.
"Kami masih bisa terus berjalan, meski di masa penuh tantangan ini. Kami meyakini perekonomian nasional akan mulai pulih pada tahun 2021 dengan sedang berjalannya program vaksinasi, diberlakukannya Undang-Undang Cipta Kerja, stimulus fiskal, dan kebijakan moneter. Diharapkan kami dapat meraih kinerja yang baik hingga akhir tahun seiring dengan kondisi pandemi ini juga segera pulih," ujar Santoso.
Sebagai informasi, hingga semester I 2021, TRIS membukukan penurunan penjualan 19,01% menjadi Rp511,4 miliar di semester I 2021, dari Rp631,5 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba bersih yang dapat diatribusikan ke entitas induk juga turun 65,19% menjadi Rp 739 juta, dari Rp 2,12 miliar.
Adapun strategi TRIS pada tahun ini akan terus meningkatkan fleksibilitas produksi dengan membuat produk berdasarkan kebutuhan pasar melalui inovasi dalam pengembangan produk yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan pendapatan dan laba Perseroan, baik di pasar domestik maupun ekspor.
Untuk pasar ekspor, TRIS menargetkan pertumbuhan 5% untuk pasar ekspor tahun ini. Pasar ekspor TRIS sendiri telah menjangkau Australia, Inggris, Singapura, hingga ke kawasan Asia, Australia, Eropa, dan Amerika.
TRIS juga akan mengembangkan penjualan melalui e-commerce sebagai upaya mengatasi kendala penurunan trafik akibat PPKM. TRIS akan mengembangkan platform digital marketing dan strategi pemasaran secara aktif di sosial media untuk meningkatkan brand awareness dan value sebagai sarana komunikasi langsung dengan pelanggan, meningkatkan kecepatan respon kepada pelanggan sehingga meningkatkan layanan pelanggan, serta meningkatkan penjualan online.
"TRIS terus menjalin sistem kerja yang terintegrasi dan bersinergi dari setiap proses bisnis untuk mengoptimalkan keuntungan," kata Santoso.
Selanjutnya: Laba bersih Trisula International (TRIS) susut 65% di semester pertama 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News