Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Televisi Republik Indonesia (TVRI) tertarik untuk menyiarkan program yang menarik perhatian publik. Event atau pertandingan olahraga salah satunya. Khususnya, sepak bola dan bulu tangkis, serta multi event yang diikuti oleh Indonesia.
Sayangnya, keinginan itu terhadang oleh keterbatasan anggaran. Selain itu, Direktur Program dan Berita TVRI, Apni Jaya Putra berkata, mahalnya hak siar dari suatu pertandingan olahraga juga menjadi kendala.
“Tertarik, tapi seringnya sudah over price, harganya banyak yang nggak masuk akal. Misalnya sekarang banyak yang teriak nggak bisa nonton Piala Dunia. Ya bagaimana mungkin TVRI mau beli senilai Rp 600 miliar atau US$ 30 juta. Kita nggak punya uang,” terangnya kepada KONTAN, pada Senin (9/7).
Sebagai perbandingan, 80% dana TVRI bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan APBN untuk TVRI hanya Rp. 835 miliar. Artinya, untuk membeli hak siar hingga ratusan miliar, TVRI tak bisa mengejar. Terlebih jika jumlahnya lebih dari separuh APBN yang dikucurkan untuk TVRI.
Untuk liga-liga sepakbola yang banyak diminati seperti sejumlah liga Eropa, Apni menyebut, TVRI juga menyimpan ketertarikan untuk menyiarkan. Terlebih, TVRI pun sejatinya pernah menyiarkan Liga Italia pada musim 2012.
“Tapi itu bukan di era direksi yang sekarang ya. Kami tak tahu soal itu. Kalau liga-liga seperti itu sebenarnya masih mungkin saja, tak mahal seperti Liga Inggis (English Premier League/EPL),” imbuh Apni.
Ia mengaku, banyak juga tawaran yang datang dari berbagai liga sepak bola. Seperti dari Liga Turki dan Liga di Amerika Latin. Namun, persoalan jam tayang juga menjadi kendala.
Liga lokal
Selain liga internasional, Apni pun menyimpan ketertarikan pada liga lokal. “Tapi yang diluar liga utamanya. Seperti Piala Presiden, dulu ada Copa, atau pertandingan pra-musim,” ucapnya.
Soal pertandingan pra-musim, tak hanya di level lokal, dalam liga internasional pun, itu akan menjadi opsi incaran TVRI. “Jadi kalau nggak bisa dapat liga-nya, pra musim nya kita ambil,” tambah Apni.
Namun, di tengah keterbatasan anggaran, semua itu harus dijalankan secara kreatif. Untuk itu, Apni akan mengelola model bisnis melalui kerjasama dengan pihak ketiga agar bisa menyiarkan pertandingan olahraga yang mahal.
“Kami perlu melakukan terobosan, kalau nggak dilakukan dengan cara seperti itu ya sulit. Aturan pun memunginkan TVRI untuk menentukan harga khusus iklan olahraga yang besar. Supaya tertarik marketnya,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News