kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,77   5,31   0.58%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Uni-Charm Indonesia (UCID) Optimistis Lanjutkan Kinerja Ciamik di 2022


Senin, 28 Februari 2022 / 13:22 WIB
Uni-Charm Indonesia (UCID) Optimistis Lanjutkan Kinerja Ciamik di 2022
ILUSTRASI. Penjualan popok bayi MamyPoko atau Mamy Poko produksi Uni-Charm (UCID)


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) membukukan kinerja ciamik di tahun 2021 lalu. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan bersih Uni-Charm tumbuh 8,09% secara tahunan atau year-on-year (yoy) menjadi Rp 9,11 triliun di tahun 2021.

Sebagai pembanding, pendapatan bersih UCID di tahun 2020 tercatat sebesar Rp 8,43 triliun di tahun 2020.

Sekretaris Perusahaan UCID Vikry Ahmadi menjelaskan, pertumbuhan pendapatan perusahaan di sepanjang tahun 2021 silam didorong oleh sejumlah faktor.

“Kenaikan pendapatan disumbang oleh kenaikan penjualan domestik seiring membaiknya pasar domestik dan efek penambahan kapasitas produksi pembelian mesin baru popok dewasa dari dana IPO (initial  public offering),” terang Vikry kepada Kontan.co.id (27/2).

Mengintip prospektus perusahaan, UCID memang mengalokasikan 64,6% dana hasil penawaran umum saham perdana atau IPO untuk kebutuhan belanja modal yaitu pembelian fasilitas produksi baru dan peremajaan fasilitas produksi.

Baca Juga: Laba Uni-Charm (UCID) Naik 52% Ditopang Kenaikan Pendapatan dan Laba Selisih Kurs

Setelah lebih dari 2 tahun berselang sejak pelaksanaan IPO Desember 2019 lalu, UCID sudah merealisasikan penggunaan dana sebesar Rp 866,89 miliar per 31 Desember 2021 lalu atau setara 75,13% dari hasil bersih realisasi penawaran umum yang sebesar Rp 1,15 triliun.

Secara terperinci, realisasi penggunaan dana IPO sampai 31 Desember 2021 itu digunakan untuk belanja modal sebesar Rp 525,15 miliar, pembayaran utang Rp 271,17 miliar, dan modal kerja Rp 70,56 miliar. Kontan.co.id belum mendapat informasi perihal perincian penggunaan belanja modal maupun kenaikan kapasitas produksi terpasang UCID dari pembelanjaan modal tersebut.

Walau sudah mencatatkan kinerja mumpuni di tahun lalu, UCID tidak mengendorkan bisnisnya. Namun perusahaan melihat, prospek bisnis di tahun ini masih cukup menantang.

Meski begitu, UCID menargetkan bisa kembali mencatatkan pertumbuhan kinerja tahun ini. Hanya saja, Vikry tidak merinci berapa target pertumbuhan kinerja yang UCID incar.

“Bisnis 2022 cukup menantang. Di satu sisi kami melihat pembatasan aktivitas masyarakat tidak seketat awal Covid-19 sehingga pasar sudah membaik, namun kenaikan kasus Covid-19 mungkin akan merubah regulasi terkait mobilitas, jadi masih sulit memperkirakannya,” tutur Vikry.

Tahun ini, UCID masih berencana meluncurkan produk anyar baik di segmen diaper maupun non diaper ke pasar. Belum ketahuan informasi rinci seputar produk yang akan diluncurkan.

UCID mencanangkan anggaran belanja modal atau capital expenditure sekitar Rp 300 miliar dari kas internal pada tahun ini. Anggaran capex tersebut utamanya dialokasikan untuk pembaruan mesin dan penambahan fungsi mesin.

 

Seturut pendapatan tahunan yang mendaki, pengeluaran UCID pada sejumlah pos beban ikut mengalami kenaikan. Beban pokok pendapatan misalnya, tercatat naik 8,22% yoy menjadi Rp 7,2 triliun di tahun 2021. Sebelumnya, beban pokok pendapatan UCID hanya mencapai Rp 6,70 triliun pada tahun 2020.

Kenaikan pengeluaran juga dijumpai pada pos beban penjualan serta beban umum dan administrasi. Tercatat, beban penjualan naik 1,45% yoy dari semula Rp 956,72 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 970,62 miliar di tahun 2021, sedang beban umum dan administrasi UCID naik 40,89% yoy dari semula Rp 201,91 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 284,48 miliar di tahun 2021.

Sementara itu, biaya keuangan UCID menyusut 37,57% yoy dari semula Rp 47,65 miliar di tahun 2020 menjadi Rp 29,74 miliar di tahun 2021. Selain itu, UCID juga membukukan keuntungan selisih kurs bersih sebesar Rp 21,78 miliar di tahun 2021. Sebelumnya, UCID mencatatkan kerugian selisih kurs bersih Rp 105,42 miliar di tahun 2020.

Setelah pendapatan dikurangi berbagai pengeluaran, UCID mengantongi  laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 474,76 miliar di tahun 2021. Jumlah tersebut melesat naik 52,43% dibanding realisasi laba bersih UCID di tahun 2020 yang sebesar Rp  311,44 miliar.

Per 31 Desember 2021 lalu, kas dan setara kas pada akhir tahun perusahaan (tahun buku 2021) tercatat sebesar Rp 1,49 triliun, naik 4,97% dari kas dan setara kas awal tahun UCID untuk tahun buku 2021 yang sebesar Rp 1,42 triliun.  

Sementara itu, aset UCID tercatat sebesar Rp 7,78 triliun per 31 Desember 2021 lalu. Angka tersebut terdiri atas ekuitas sebesar Rp 4,90 triliun dan liabilitas sebesar Rp 2,88 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×