kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Unilever andakan sampo dan sabun


Rabu, 30 September 2015 / 22:50 WIB
Unilever andakan sampo dan sabun


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Detak jantung nilai tukar (kurs) rupiah yang masih melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan menjalankan sejumlah strategi untuk menjaga pertumbuhan bisnis hingga akhir tahun 2015 dan tahun mendatang.

Nah, produk sabun dan sampo akan menjadi andalan perusahaan dalan memasarkan consumer goods.

Sancoyo Antariko, Sekretaris Perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk, mengatakan, pihaknya akan memperoleh keuntungan bisnis dari rencana PT Unilever Oleochemical Indonesia yang akan mengoperasikan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit di Sei Mangkei-Sumatera Utara pada November 2015.

Karena, Unilever Indonesia akan memperoleh kepastian bahan baku dari sister company tersebut.

"Kehadiran pabrik itu akan membantu perusahaan untuk memproduksi barang sabun dan sampo," katanya, kepada KONTAN, Rabu (30/9).

Pabrik ini akan menghasilkan bahan kimia seperti fatty acid, surfactant, soap noodles, soap chip dan glycerine yang merupakan bahan baku untuk pembuakan sabun dan sampo, serta produk rumah tangga dan perawatan badan lainnya.

Sebagai gambaran pabrik Unilever Oleochemical ini akan berdiri di atas lahan seluas 16 hekatar (ha) dengan kapasitas 200.000 ton bahan kimia per tahun.

Sancoyo bilang, pabrik ini sudah mulai berproduksi namun belum maksimal.

Nah, pabrik ini akan 100% produk pada awal tahun 2016 dengan harapan akan membantu pertumbuhan bisnis Unilever Indonesia pada tahun mendatang.

Namun, kehadiran pabrik bahan baku dari dalam negeri ini tidak serta merta akan memangkas biaya harga barang.

Karena harga barang sangat tergantung pada permintaan (demand) dan pertumbuhan ekonomi.

Misalnya, perusahaan telah menaikan harga barang sebesar 1% dengan kondisi perlambatan ekonomi ini.

"Selanjutnya, kami akan pantau terus kondisi harga barang ini," tambahnya.

Suncoyo menambahkan, langkah lain untuk menjaga pertumbuhan bisnis adalah melakukan efisiensi seperti menggunakan lampu LED untuk menghemat listrik.

Serta melakukan lindung nilai atau hedging terhadap dana valas untuk meminimalisir risiko kurs yang terus bergejolak sejak awal tahun 2015. Lindung nilai ini membantu perusahaan untuk menghemat biaya valas.

Perusahaan berkode saham UNVR di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini melakukan lindung nilai dengan pembelian valas di pasar forward dengan jangka waktu 13 minggu.

Kedepan, jika rupiah terus melemah maka perusahaan kembali melaksanakan lindung nilai untuk menjaga risiko.

Sayangnya, UNVR enggan menyampaikan pengeluaran premi untuk lindung nilai ini.

Optimis tumbuh

Unilever Indonesia masih akan mampu mencatat pertumbuhan bisnis untuk kinerja semester II/2015, meskipun terjadi perlambatan bisnis untuk kinerja semester I/2015.

Namun, Sancoyo enggan menyampaikan target bisnis perusahaan hingga akhir tahun ini karena belum memasuki masa kinerja tutup buku.

"Masih akan tumbuh," jelasnya.

Berdasarkan laporan keuangan semester I/20015. Unilever Indonesia mencetak penjualan Rp 18,80 triliun.

Nilai penjualan tersebut tumbuh 6,94% ketimbang penjualan di periode yang sama tahun 2014, yakni Rp 17,58 triliun.

Dari penjualan segitu, Unilever Indonesia mengantongi laba Rp 2,90 triliun.

Laba tersebut tumbuh tipis 1,75% dibandingkan dengan laba di semester I-2014.

Salah satu sebab tipisnya laba karena komponen harga pokok penjualan alias HPP Unilever Indonesia meningkat.

HPP pada semester I/2015 adalah Rp 9,27 triliun sedangkan HPP pada semester I/2014 adalah Rp 8,95 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×